Peneliti senior AI: perpolitikan ajang berbohong

Peneliti senior AI: perpolitikan ajang berbohong
Diskusi bertemakan Menuju Pilkada 2017 Bersih, Jujur, dan Santun itu yang digelar di 3in1 Coffee, Banda Aceh, Sabtu (26/3). (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Peneliti senior Aceh Institute (AI), Fuad Mardhatillah menilai sejak zaman rezim orde baru perpolitikan di Indonesia sudah membentuk perilaku, watak dan pola pikir. Perpolitikan dinilai hanya dipakai sebagai tempat ajang berbohong.

“Politik yang berlangsung lama di negeri ini adalah politik bohong. Siapa yang pandai bohong itulah yang menduduki kekuasaan,” kata Fuad dalam diskusi publik yang dibuat Forum Aksi Bersih Pilkada Aceh (Fraksi Pilkada) di 3in1 Coffee, Banda Aceh, Sabtu (26/3).

Menurut Fuad, lapisan para elitlah yang sering melakukan politik bohong demi menimbulkan pencitraan. Namun politisi tak langsung mengatakan kebohongan, tapi akan nampak secara batin.

“Demi strategi pemenangan, banyak sekali para politisi memakai teori dramaturgis untuk membuat pencitraan, seperti memasang baliho dan iklan. Strategi seperti ini adalah kebohongan publik,” tutur Fuad.

Selain itu, masalah lainnya adalah money politics atau politik uang. Dengan kondisi ekonomi masyarakat yang rendah, ini bisa mudah sekali para politisi membeli suaranya.

“Katakanlah politik uang merupakan suatu pekerjaan yang berdosa. Kita harus menjadi pelapor bila ada hal itu,” harap dosen UIN Ar-Raniry itu.

Fuad menegaskan para pemain politik yang mengajukan diri untuk maju menjadi calon pimpinan atau kepala daerah wajib disadarkan apa yang harus mereka lakukan dan persembahkan dalam sesuatu kekuasaan yang diperoleh nantinya.

Ia berharap para politisi harus memegang teguh moralitas dan integritas pribadi demi mencapai politik yang bersih, jujur, dan santun. [Aidil Saputra]

Related posts