Politik di Indonesia saat ini dinilai transisi dari Orde Baru

Politik di Indonesia saat ini dinilai transisi dari Orde Baru
Diskusi publik bertemakan Menuju Pilkada 2017 Bersih, Jujur, dan Santun di 3in1 Coffee, Banda Aceh, Sabtu (26/3). (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Politik pada masa Orde Baru yang otoritarian dan militeristik dinilai memaksa masyarakat untuk berpikir tunggal. Sistem yang dibentuk mengikuti satu komando yang membentuk manusia yang tak memiliki kreativitas.

Pernyataan itu disampaikan oleh peneliti senior Aceh Institute (AI), Fuad Mardhatillah dalam diskusi publik bertemakan Menuju Pilkada 2017 Bersih, Jujur, dan Santun di 3in1 Coffee, Banda Aceh, Sabtu (26/3).

Fuad menilai perpolitikan saat ini adalah masa transisi perpolitikan pada zaman Orde Baru yang dipimpin Soeharto selama 32 tahun.

“Dilihat dari latar belakang itu, makanya sekarang penyelenggaraan Pilkada melahirkan kebohongan, penipuan, bahkan kekerasan,” ungkap Fuad.

Fuad menambahkan, sejak rezim Orde Baru perpolitikan di Indonesia sudah membentuk perilaku, watak dan pola pikir yang menciptakan perpolitikan sebagai ajang kebohongan.

“Politik yang berlangsung lama di negeri ini adalah politik bohong. Siapa yang pandai bohong itulah yang menduduki kekuasaan,” kata Fuad.

Selama ini, Fuad menilai belum banyak sarana belajar untuk mempraktikkan politik santun, yaitu yang sesuai prinsip demokrasi.

Sehingga apa yang menjadi warisan dari politik masa lalu itu adalah pintu gerbang menuju kekuasaan dan kekayaan.

“Jadi politik digunakan sebagai gerbang kekuasaan, sehingga yang terjadi adalah memperebutkan hal itu dengan menghalalkan segala cara,” ujarnya.

Fuad menyarankan bagi orang yang tak siap bersikap bohong dianjurkan tak memasuki dunia perpolitikan. Karena jika tetap masuk, orang-orang seperti itu dinilai akan tersingkirkan.

Fuad berharap agar para politisi harus memegang teguh moralitas dan integritas pribadi demi mewujudkan politik yang jujur, bersih, dan santun. [Aidil Saputra]

Related posts