Melirik keindahan Danau Bungara di Aceh Singkil

Danau Bungara, Aceh Singkil via penulis.

Oleh Wanhar Lingga*

Pariwisata Indonesia sudah tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Indonesia memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan pariwisata di negara-negara lainnya, khususnya negara di Asia.

Banyak destinasi wisata di Indonesia yang sudah terkenal secara internasional. Namun pernahkah kita melirik wisata di bagian barat Indonesia, Provinsi Aceh. Alam Aceh sungguh luar biasa indah mulai dari wisata laut, air terjun, sungai, danau, dan lainnya.

Dan di Aceh ada terdapat satu danau besar, yaitu Danau Laut Tawar di Aceh Tengah. Ternyata selain danau Laut Tawar masih ada danau lain di Aceh, mari kita lirik di Kabupaten Aceh Singkil yang baru-baru ini ditetapkan  oleh Presiden RI Joko Widodo sebagai satu-satunya daerah tertinggal di Provinsi Aceh.

Aceh Singkil sebenarnya negeri yang kaya akan sumber daya alamnya, mulai dari Pulau Banyak yang menyimpan seribu pesona, dan sungai terpanjang di Aceh, yaitu sungai Lae Sukhaya tempat mencari nafkah masyarakat Singkil yang tinggal di pinggiran sungai dan masih banyak tempat indah lainnya yang bisa kita temui di negeri Syekh Abdurra’uf As-Singkily ini.

Namun pernahkah kita mendengar nama Danau Bungara?

Ya, Danau Bungara adalah danau kedua terbesar di Aceh setelah Danau Lut Tawar di Aceh Tengah. Ini berdasarkan hasil survei pada tahun 2008 lalu oleh tim Konsultan dan Dispora Tingkat I Aceh, baru diketahui jika luas lokasi Danau Bungara berkisar 85,6 hektare yang saat ini dikelilingi empat kampong, yaitu sebelah timur Kampong Butar, sebelah barat berbatas dengan Kampong Lentong, sebelah utara berbatas dengan Kampong Danau Bungara  dan sebelah selatan berbatas dengan kampong Lapahan Buaya.

Danau Bungara wisata yang terabaikan? Ya, mungkin itu adalah status yang tepat untuk saat ini. Danau Bungara berada di Kecamatan Kota Baharu, kurang lebih 55 km dari pusat kota Singkil ke Danau Bungara.

Sebenarnya Danau Bungara mempunyai pesona keindahan yang luar biasa yang memanjakan mata saat menatapnya.

Ada juga pulau kecil yang melengkapi keindahan Danau Bungara, namun sungguh sangat disayangkan Danau Bungara dibiarkan begitu saja oleh pemerintahan Kabupaten Aceh Singkil.

Pesona yang terabaikan, istilah itu menjadi ingatan kuat bagi penulis. Bagaimana tidak, 17 tahun Aceh Singkil terbentuk menjadi kabupaten, belum ada sentuhan tangan-tangan ikhlas untuk memajukan atau mempromosikan Danau Bungara  menjadi satu wisata andalan Aceh Singkil setelah Pulau Banyak.

Jika di bagian wisata laut ada Pulau Banyak, maka di wisata tawar seharusnya Danau Bungara bisa dikembangkan menjadi wisata andalan Aceh Singkil.

Penulis sangat yakin jika memang Danau Bungara dibangun dengan keikhlasan dan dilengkapi fasilitas yang mendukung untuk para pengunjung, maka kelak Danau Bungara  akan maju dan tentunya juga memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar yang bisa membuka usaha di sekitar danau tersebut sehingga berkurangnya jumlah pengangguran di Aceh Singkil.

Pemerintahan Kabupaten Aceh Singkil memang harus membuat perubahan yang nyata jika memang ingin keluar dari status daerah tertinggal. Selama ini masih banyak orang belum mengetahui keberadaan danau kedua terbesar di Aceh ini. Jangankan berbicara orang luar Aceh Singkil, bahkan masyarakat Singkil sendiri banyak yang belum mengetahui di Singkil ada Danau Bungara.

Ini merupakan tugas besar bagi pemerintahan Aceh Singkil dan tugas kita bersama untuk memajukan Danau Bungara, tentu dengan langkah demi langkah  harus dilakukan. Untuk tahap awal bisa diselenggarakan suatu festival budaya yang diadakan di Danau Bungara dengan tujuan untuk memperkenalkan Danau Bungara secara luas.

Kemudian bisa menggunakan media online sebagai sarana promosi, dan juga melibatkan duta wisata Aceh Singkil. Selama ini kita memang sudah punya duta wisata, namun perannya masih tidak begitu aktif. Duta wisata bukan hanya untuk menggelar ajang kecantikan atau ketampanan, tapi harus benar-benar berdedikasi tinggi untuk memajukan daerah di sektor wisata.

Penulis melihat Aceh Singkil memiliki alam yang kaya. Negeri yang kaya, tapi rakyat masih banyak sengsara bagaikan “itik berenang di sungai mati kehausan.” Istilah itu sangat tepat dengan kondisi Aceh Singkil sekarang.

Karena itu, penulis sangat berharap adanya perhatian dari pemerintahan untuk memajukan wisata Danau Bungara sehingga ketertinggalan Aceh Singkil bisa terpacu, salah satunya dari sektor wisata. []

*Penulis adalah Kabid Pendidikan Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Aceh Singkil.

Related posts