Komitmen untuk rakyat Aceh resep Zaini tak pernah lelah

Gubernur Tinjau Lokasi Banjir di Aceh Besar dan Pidie
Gubernur Aceh Zaini Abdullah melihat kondisi warga yang mengungsi akibat banjir di Padang Tiji, Pidie, Rabu (27/1) (Ist)

SOSOK orang nomor satu di Aceh ini, seperti tak pernah mengenal kamus lelah dalam hidupnya. Di usianya yang telah mencapai 76 tahun, stamina Zaini Abdullah, Gubernur Aceh saat ini tak pernah lelah jika sudah blusukan atau turun langsung melihat kondisi rakyat.

Penulis yang pernah mengikutinya dan memantau aktivitasnya selama satu minggu penuh dalam rangka perjalanan kerja meninjau sejumlah proyek yang diperuntukkan untuk rakyat, serta bersilaturahmi untuk menyerap aspirasi rakyat, merasakan betapa sosok salah seorang deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tersebut, seolah punya energi berlebih yang tak kunjung habis.

Pada 3 April 2016, melalui jalan darat dari Banda Aceh, penulis mengikuti Zaini Abdullah dalam kunjungan kerja ke tiga kabupaten, yakni Aceh Timur, Langsa dan Aceh Tamiang.

Berangkat sore hari di tanggal tersebut, Zaini menyempatkan diri bersilaturahmi selama satu jam dengan warga Lhokseumawe pada malam harinya, dan tiba di Kota Idi, Senin, 4 April 2016, pukul 02.00 WIB pagi dinihari.

Usai sholat subuh, dan berolahraga kecil, selanjutanya Zaini pada pukul 07.00 WIB sarapan pagi, dan pada pukul 08.00 kemudian bergerak untuk memantau pelaksanaan UN di sejumlah sekolah SMA di Aceh Timur.

Setelah memantau UN, masih di hari yang sama, pada pukul 09.30 WIB, Zaini melanjutkan acara serah terima aset dari Pemkab Aceh Timur ke Pemko Langsa, acara yang berlangsung beberapa jam ini, diakhiri dengan jamuan makan siang di pendopo Bupati Aceh Timur.

Dan usai sholat Zuhur, pada pukul 02.15 WIB, Zaini dan rombongan bergerak ke Kota Peurelak, untuk meresmikan jembatan. Di acara peresmian tersebut yang berlangsung satu jam, Gubernur Aceh menyempatkan diri berjalan keliling lokasi jembatan dan proyek guna memastikan pelaksanaan proyek kedepan usai jembatan yang diresmikan.

Selanjutnya, usai sholat ashar, Zaini menyempatkan diri bersilaturahmi dengan warga di salah satu Warung kopi, dan kemudian pada pukul 18.00 WIB bergerak menuju Kota Langsa.

Tiba di kota Langsa dan usai sholat Magrib dan Isya, pada pukul 20.30 WIB, Zaini dan rombongan bergerak ke Pendopo Walikota Langsa untuk menghadiri jamuan makan malam, dan selanjutnya pada pukul 21.15 WIB, Zaini langsung bergerak ke kampus Cut Nyak Dhien, guna menghadiri pertemuan dan silaturahmi dengan ribuan warga Langsa yang telah menanti kehadiran sosok orang nomor satu di Aceh tersebut.

Dalam pertemuan yang berlangsung dua jam tersebut, berakhir pada pukul 23.30 WIB, dan Zaini menyempatkan diri berkeliling kota Langsa untuk mencari MIE Aceh, namun karena Warung sudah tutup, Zaini baru kembali ke penginapan pada pukul 00.15 WIB dan langsung beristirahat.

Di Kota Langsa, Selasa 5 April 2016, usai sholat subuh dan sarapan pagi, serta menerima sejumlah tamu di restoran hotel, pada pukul 08.30 WIB, Zaini menyempatkan diri meninjau pelaksanaan UN hari kedua, di SMA 1 Langsa. Dan selanjutnya pada pukul 09.30 WIB, Gubernur langsung membuka acara Mubahasah ulama muda Aceh (MUMA), yang dilaksanakan di kota Langsa. Di acara tersebut, Zaini menghadirinya lebih kurang 1,5 jam, dan selanjutnya Ia dan rombongan langsung bergerak ke Dayah Sabirul Ulum di Tualang Cut, Aceh Tamiang, untuk menghadiri Haul ke 15 pendiri Dayah tersebut.

Di Dayah ini, Zaini tiba pada pukul 11.00 WIB, dan selain menghadiri Haul pendiri pesantren, Zaini juga menyerahkan bantuan kepada masyarakat Aceh Tamiang yang mengalami kekeringan dalam beberapa bulan terakhir, dan usai sholat dan makan siang di Dayah, Zaini menyempatkan diri bersilaturahmi dengan warga dan para Datok serta relawan yang sabar menunggu sosok bersahaja itu sejak pagi hari.

Usai menghadiri acara di Pesantren, pada pukul 14.15 WIB, Zaini langsung bergerak ke SMA 1 Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, di sekolah ini Gubernur kembali memantau pelaksanaan UN, dan menyempatkan diri bersilaturahmi dengan sejumlah guru, sebab di tempat inilah, pada 1973, Zaini sempat mengajar mata pelajaran Kimia, saat dirinya masih menjadi dokter Puskesmas di Kuala Simpang. “Saat itu di sekolah ini tidak ada guru Kimia, dan setelah melayani masyarakat berobat, saya menyempatkan diri mengajari anak anak di sekolah ini tempo dulu,” kata Zaini.

Seluruh proses kunjungan kerja di Aceh Tamiang berakhir pada pukul 15.15 WIB, dan selanjutnya Zaini dan rombongan bergerak ke Kota Medan melalui jalan darat, tiba di Medan pada pukul 18.20 WIB, dan Gubernur tidak melaksanakan sholat ashar sebab telah menjamaknya saat sholat Zuhur di Tamiang sebelumnya.

Usai makan, Zaini dan rombongan beristirahat di dan sholat magrib dan Isya di hotel dan kemudian pada pukul 20.30 WIB, Zaini mengunjungi kantor Harian Waspada, untuk menerima penghargaan sebagai tokoh Waspada 2015, atas prestasi Zaini yang berani melakukan Konversi Bank Aceh dari sistem konvensional ke Syariah, dan apa yang dilakukannya tersebut, merupakan keputusan pertama yang dilakukan oleh Gubernur di seluruh Indonesia.

Diksntor Waspada, Zaini diterima pimpinan umum dan kru redaksi, lebih dari dua jam Gubernur Aceh berdialog di sini, sesekali Ia mengingat memori kebersamaan pada tahun 1960 saat bersama Paduka Almarhum Hasan Tiro dan Pendiri Waspada yang beberapa kali melakukan pertemuan. “Paduka yang Mulia Hasan Di Tiro, punya hubungan yang erat dengan pendiri Waspada,” kata Zaini.

Saat dikantor Waspada, penulis sempat menanyakan, apa resep Zaini di usianya, masih punya stamina kuat dan tak pernah lelah.

Sejenak Zaini tersenyum, dan kemudian Ia mengatakan, rahasia dan resep saya tetap kuat dan semangat, adalah karena komitmen saya kepada rakyat Aceh, hal inilah yang membuat saya tak pernah merasa letih dan lelah.

Jadi, kata Zaini, setiap berkunjung dan bertemu denga rakyat, mendengar apa masalah mereka, seolah apa yang disampaikan rakyat itu menjadi energi bagi saya untuk terus mengawal dan memastikan apa yang mereka inginkan itu terwujud di masa kepemimpinan saya, jelasnya.

Begitu juga saat saya kunjungan kerja meninjau proyek proyek Pemerintah, saya selalu ingin memastikan apa yang saya lakukan ini berdampak dan dirasakan rakyat.

“Rakyat Aceh adalah energi saya, dan komitmen untuk Aceh yang membuat saya ingin menghabiskan seluruh hidup saya untuk daerah yang saya cintai ini,” terang Zaini.

Zaini meninggalkan kantor Waspada pada pukul 22.30 WIB dan selanjutnya bergerak ke rumah salah satu kerabatnya untuk takziah.

Dan pada Rabu, 6 April 2016, pada pukul 06.00 WIB, bergerak ke bandara Kuala Namu, dan kembali ke Banda Aceh, sebab pada pukul 09.00 WIB, Gubernur telah dijadwalkan bertemu dengan Direktur utama PT PGN

Begitulah waktu demi waktu yang dilewati Zaini saat memimpin Aceh, dan bahkan Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, Frans Delian, yang kerap mendampingi sosok orang nomor satu di Aceh itu, kerap geleng kepala melihat kekuatan fisik Abu Doto, panggilan akrabnya. “Beliau itu punya fisik yang luar biasa kuat,” kata Frans kepada penulis. (adv)

Related posts