Mengenal Tari Dampeng suku Singkil

Tari Dampeng. (Wanhar Lingga untuk Kanal Aceh)

Oleh Wanhar Lingga*

Seni adalah ungkapan hasil karya cipta dengan unsur rasa, agar ungkapan rasa cipta itu menjadi indah dan menarik. Kesenian suku Singkil begitu banyak, salah satunya Tari Dampeng.

Sama halnya di wilayah Aceh lainnya, ada suatu tarian yang menjadi ciri khas atau kebanggan di masing-masing daerah. Jika berkunjung ke Singkil, kita akan menemui yang namanya kesenian Tari Dampeng.

Baru-baru ini, Tari Dampeng dipatenkan oleh Kementrian Kebudayaan RI sebagai Warisan Budaya tak Benda. Penetapan Tari Dampeng oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tanggal 27 November 2015 No. 85165/MPK.E/DO/2015 merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Aceh, khususnya masyarakat Aceh Singkil.

Tari Dampeng adalah suatu tarian yang biasa ditampilkan untuk merayakan pagelaran suatu adat penting. Dampeng biasanya ditampilkan di saat acara pesta (bagahen) dan juga menyambut tamu-tamu besar dari pemerintahan atau dulunya diperagakan saat menyambut para raja raja, tarian ini diiringi dengan syair-syair khusus dengan menggunakan bahasa Singkil.

Tari Dampeng biasanya diperagakan oleh minimal 8 orang dan maksimal 12 orang. Alat musik yang mengiringi Tari Dampeng adalah gendang bulat dan gendang rebana. Syair pembukaan oleh pemandu atau penghulu khonde adalah, “yoooo….hoo, yoooo.. hoo daa… oo ale, ale adenamiya adehnamiya le kisah dampeng.”

Lalu dilanjutkan dengan dendang-dendang  atau syair dengan bahasa Singkil. Di saat tertentu para penari menyambut dengan kata “tehteh” dan setelah tepuk tangan sehabis berputar (kisakh) bersambut “hontahontatah.” []

*Ketua Bidang Pendidikan Himpunan Pelajar Mahasiswa Aceh Singkil (Hipmasil) dan mahasiswa FKIP Bahasa Inggris Unsyiah.

Related posts