Warga Banda Aceh hadiri dakwah umum

Dakwah umum di di Masjid Baitus Salihin, Ulee Kareng, Sabtu (23/4). (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Ribuan warga Kota Banda Aceh menghadiri dakwah umum dengan tajuk senandung dakwah yang digelar Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh di Masjid Baitus Salihin, Ulee Kareng, Sabtu (23/4).

Kegiatan dakwah umum ini dikemas dalam bentuk syiar dan syair dengan menghadirkan Ustaz Haslin Baharim dan Ustaz Abdullah Khairi yang menyampaikan ceramah. Sementara syair-syair dilantunkan lewat lagu-lagunya Grup Nasyid Raihan asal Malaysia.

Dakwah Umum ini dibuka langsung Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal. Dalam sambutannya, Illiza mengatakan Islam di Aceh dalam perjalanannya telah mengalami beberapa fase. Setelah mengalami kejayaan di sejumlah era, seperti pada era kepemimpinan para sulthanah, Islam sempat mengalami fase penurunan saat masa penjajahan.

“Hari ini kita ingin ulangi kejayaan itu, maka dakwah merupakan hal penting. Dan dakwah merupakan tugas kita semua,” ujar Illza.

Illiza meyakini dengan terus berdakwah Islam di Banda Aceh dan Aceh akan kembali menemukan kejayaannya sebagaimana yang telah dilakukan Rasulullah Saw dalam membangun Kota Madinah.

Ustad Haslim Baharim dalam ceramahnya tertarik dengan visi misi Illiza yang ingin mewujudkan Banda Aceh sebagai model kota Madani. Sedangkan tausyiah, Ustad yang terkenal dengan sebutan Ustaz Bollywood di Malaysia ini menyampaikan ceramah tentang syukur.

Katanya, syukur adalah ketika kita mampu berterima kasih dalam setiap perkara (sisi kehidupan). Karena, kalau seseorang sudah bersyukur, maka tidak akan berani menggunakan rezeki Allah untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah Swt.

“Tanda-tanda seseorang telah memahami apa itu syukur dapat dilihat dari ketaatannya, sikap dan tingkah laku,” jelasnya.

Sedangkan Ustaz Abdullah Khairi bercerita tentang seorang mantan preman yang didampinginya menjalani ibadah umrah. Dengan tato yang menempel di tubuhnya, sang preman akhirnya menemukan hidayah di depan Baitullah hingga akhirnya menghilangkan tato dengan setrika panas yang membuat kulitnya terkelupas sepulang umrah.

“Saya lebih memilih panasnya setrika ini daripada panasnya api neraka di akhirat nanti,” kata Ustad Abdullah Khairi menceritakan pengalamannya mendampingi mantan preman yang menjalankan ibadah umrah. [Fahzian Aldevan/rel]

Related posts