Gorontalo (KANALACEH.COM) – Proses penangkapan napi pelaku penganiayaan terhadap seorang anggota polisi yang kemudian memicu kerusuhan di Lapas Kelas II Gorontalo, berlangsung tegang.
Ratusan aparat kepolisian dan Brimob Polda Gorontalo yang coba masuk ke lapas mendapat perlawanan sengit. Napi melempari petugas dengan batu dan bom molotov, sementara petugas membalas dengan tembakan.
Tidak mudah bagi anggota Brimob untuk masuk ke lapas. Upaya mereka kembali gagal karena pintu utama sebagai akses satu-satunya masuk ke lapas terkunci. Seorang petugas lapas nyaris jadi bulan-bulanan polisi karena tidak bisa memberikan kunci pintu utama.
Setelah kurang lebih 13 jam melakukan perlawanan, akhirnya melalui negosiator dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Gorontalo, napi bernama Edi yang melakukan penganiayaan terhadap polisi, memilih menyerahkan diri.
Edi langsung digiring keluar lapas dan dibawa ke Polda Gorontalo dengan menggunakan mobil baracuda dengan pengawalan ketat personel Brimob.
Belum diketahui pasti apakah ada jatuh korban baik dari aparat kepolisian maupun di pihak napi dalam kerusuhan itu. Pasalnya hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian maupun lapas.
Pasca kerusuhan, situasi di Lapas Kelas II Gorontalo berangsur kondusif dan personel polisi sebagian mulai ditarik mundur.
Seperti diketahui, kerusuhan yang terjadi sejak Selasa malam dipicu penganiayaan yang dilakukan beberapa napi terhadap anggota polisi saat sedang mengantar tahanan ke dalam lapas. saat aparat kepolisian Polres Gorontalo akan menangkap pelaku penganiayaan, mendapat perlawanan dari penghuni lapas yang tidak mau rekannya ditangkap. [Okezone]