Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Perkembangan teknologi di era digital saat ini semakin pesat dan seolah sulit untuk membendungnya. Dari perkembangan tersebut, membuat kontrol terhadap konten yang berhubungan dengan pornografi semakin dirasa sulit.
Menjamurnya situs-situs pornografi, membuat sebagian masyarakat Indonesia, bahkan anak-anak dan remaja begitu mudahnya mengakses dan mendownload konten tersebut.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Megawani melalui Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Provinsi Aceh, Dahlia mengatakan, Indonesia termasuk pengakses situs pornografi terbanyak di dunia.
“Jadi secara menyeluruh dari riset tersebut, di Indonesia misalnya, kecanduan pornografi dan perilaku seks bebas meningkat pada anak dan remaja, 93,7% ciuman dan melakukan oral sex, 62% tingkat SMP tidak perawan, 21,22% perempuan remaja pernah aborsi dan 97% pernah menonton film porno dan ini adalah di Indonesia,”katanya pada Kanalaceh.com saat ditemui di ruangannya, Kamis (21/7).
Untuk di Aceh, lanjutnya, pihaknya masih belum memiliki data mengenai itu. Namun, ia mengharapkan pemerintah Aceh segera menindaklanjuti UU Nomor 44/2008 tentang Pornografi.
Dahlia menambahkan, dari penelitian itu, pemerintah perlu membuat rumah penanggulangan kecanduan pornografi. Disadari atau tidak, katanya, dampak dari kecanduan mengakses konten pornograpi bisa mengarah kepada tindakan kekerasan seksual.
“Saya kira pemerintah perlu memikirkan tentang pembuatan rumah penanggulangan kecanduan pornografi,” ujarnya.
Ia juga mengimbau kepada orang tua agar tidak memberikan anaknya yang masih di bawah umur menggunakan internet. “Kalaupun diberikan harus diawasi dengan ketat dan jangan sampai orang tua lengah sedikit pun,” tutupnya. [Randi]
