Peringati Hari Kemerdekaan RI, Aceh Tengah gelar pacuan kuda

Ilustrasi pacuan kuda. (Kompas)

Takengon (KANALACEH.COM) – Memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-71, sebanyak 380 ekor kuda berpacu di Lapangan Pacuan Kuda Haji Muhammad Hasan Gayo, Kampung Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah.

Lomba pacuan kuda tradisional Gayo memperebutkan total hadiah Rp299 juta itu dibuka Senin (22/8) hingga Minggu (28/8).

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Aceh Tengah, Subhan Sahara, Sabtu (20/8) mengatakan, kuda-kuda unggul yang bertarung berasal dari Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues.

Para peserta dari  Gayo Lues dan Bener Meriah, sejak dua hari lalu, sudah berada di Takengon untuk menjalani sesi pengukuran tinggi kuda yang diperlombakan guna menentukan kelas lomba.

Subhan Sahara mengatakan, dari 380 ekor kuda unggul itu, tuan rumah Aceh Tengah memboyong kuda paling banyak yakni  250 ekor kuda, disusul tetangga dekat, Bener Meriah 80 ekor, dan Gayo Lues menyertakan 40 ekor kuda.

Ada yang hal berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sebut Subhan, tahun ini, pacuan kuda juga dimeriahkan oleh 10 ekor kuda perdana.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, lanjut Subhan Sahara, klasifikasi kuda dikategorikan dalam enam kelas, yakni kelas A hingga F, dan setiap kelas dikelompokkan dalam golongan kuda muda dan kuda tua, Kecuali kuda perdana, lanjut Subhan Sahara, jumlah kelas yang diperlombakan sebanyak 11 kelas.

“Sudah termasuk kelas kuda perdana, jumlah kelas yang diperlombakan mencapai 12 kelas,” ujarnya.

Dari  total hadiah Rp299 juta itu, katanya, besaran hadiah tidak sama antar kelas yang diperlombakan. Karena semakin tinggi kelas kuda, semakin besar pengorbanan dan biaya perawatan kuda-kuda peliharaan pemiliknya.

Panitia lomba juga memberikan apresiasi kepada pihak sponsor Bank Aceh dan sejumlah sponsorship lain yang ikut mendukung lomba ini, termasuk Dinas Budaya dan Pariwisata Aceh.

Tahun ini, utusan Malaysia akan datang langsung ke Takengon untuk mendokumentasikan pacuan kuda tradisional Gayo dan melihat adat-istiadat Gayo untuk dipublikasikan di negara Malayasia.

“Tamu dari Malaysia diundang oleh Disbupar Aceh untuk menyaksikan dan mempublikasikan keunikan Gayo ke dunia luar,” pungkas Subhan Sahara. [Serambi]

Related posts