Pemukulan terhadap khatib mengganggu kesakralan ibadah Jum’at

Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Farid Wajdi Ibrahim. (Serambi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Aksi pemukulan terhadap Kepala Dinas Syariat Islam Kota Langsa, H Ibrahim Latif, Jumat (26/8) merupakan tindakan pencorengan terhadap kesucian masjid dan kesakralan ibadah Jumat.

“Apapun alasannya tidak bisa diterima, perlakuan tersebut tidak pantas apalagi yang melakukannya mantan anggota dewan, walau mantan kan sudah pernah menyandang anggota terhormat,” kata Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Prof Farid Wajdi Ibrahim melalui Whatsapp.

Farid Wajdi yang saat ini berada di Makkah mengatakan, gaya-gaya premanisme tidak boleh lagi terjadi dalam masyarakat Aceh karena sudah bukan zamannya.

Pemukulan dalam lingkungan masjid, apalagi terhadap seorang khatib menurut Farid Wajdi mencerminkan betapa masyarakat masih mengedepankan emosi dan arogan dalam menyikapi suatu masalah.

“Pemukulan ini sesuatu yang sangat tidak pantas, apalagi dilakukan oleh mantan anggota dewan yang pernah mendapat julukan dewan terhormat,” ujarnya.

Seperti diberitakan, Kepala Dinas Syariat Islam Kota Langsa, Drs H Ibrahim Latif MM, Jumat (26/8) ditonjok oleh seorang mantan anggota DPRK Aceh Timur berinisial Jal, warga Gampong Karang Anyar, Kecamatan Langsa Baro.

Ibrahim Latif, menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat dirinya menjadi khatib jumat di Masjid Baburrahmah Gampong Karang Anyar.

Menurutnya, usai shalat Jumat itu, ia tidak langsung pulang, dan menyempatkan diri duduk dengan tokoh masyarakat termasuk keuchik setempat.

Tiba-tiba, kata Ibrahim Latif, datang Jal langsung menonjok mukanya sambil mengeluarkan kata-kata ancaman jangan pernah datang lagi ke masjid tersebut. [Serambi]

Related posts