Tim SAR evakuasi jasad korban diterkam buaya di Aceh Selatan

Tim SAR evakuasi jasad korban diterkam buaya di Aceh Selatan
Ilustrasi mayat. (Merdeka)

Tapaktuan (KANALACEH.COM) – Tim SAR mengevakuasi jasad Noval Firmansyah (12), seorang santri, dalam kondisi terapung, setelah hampir tiga hari sempat menghilang diterkam buaya saat sedang mandi di Sungai Lembang, Kecamatan Kluet Selatan, Aceh Selatan.

Martunis, mantan sekretaris Desa Pasie Lembang, Kecamatan Kluet Selatan, yang dihubungi dari Tapaktuan, Minggu mengatakan, jasad korban telah dievakuasi oleh Tim SAR dan BPBD dari tadi pagi sekitar pukul 09.30 WIB.

“Jasad korban langsung ke Puskesmas Kluet Selatan untuk divisum. Dan jenazah korban sudah dimakamkan di kompleks pondok Pesantren Darusy-Syuhada di Desa Pasie Lembang,” kata Martunis.

Sebelumnya, santri di Pondok Pesantren Terpadu Darusy-Syuhada, hilang setelah diterkam buaya saat sedang mandi-mandi dengan teman-temannya di Sungai Lembang yang berlokasi persis di belakang pesantren, Jumat (9/9) pagi sekitar pukul 08.00 WIB .

Dikatakan, keberadaan jasad korban yang mengapung di sela-sela rumput sungai tersebut pertama kali dilihat oleh warga setempat yang kebetulan sedang melintas.

Selanjutnya informasi tersebut diteruskan oleh pihak aparat desa setempat ke tim gabungan yang selama ini sedang melakukan proses pencarian.

Dia menjelaskan, lokasi penemuan jasad korban dengan tempat kejadian perkara berjarak sekitar 500 meter.

Menurutnya, lokasi tersebut sebelumnya telah dilakukan penyisiran oleh tim gabungan yang dipimpin langsung Kapolres Aceh Selatan AKBP Achmadi Sik.

Di bawah koordinasi dan arahan pawang buaya yang didatangkan khusus, sejumlah masyarakat setempat juga telah melakukan penyelaman ke dasar sungai di sekitar lokasi tersebut, namun saat itu tidak berhasil menemukan jasad korban.

“Kuat dugaan, jasad korban yang sebelumnya telah disembunyikan oleh buaya yang memangsanya, pada Minggu pagi telah dilepaskan oleh buaya dimaksud, karena tidak sanggup lagi menahan keinginan dua orang pawang buaya ditambah lagi doa-doa yang dipanjatkan para santri dan ulama di pesantren tersebut sejak hari pertama kejadian,” ujar Martunis.

Martunis menyatakan, selain melepas korban, buaya pemangsa tersebut ternyata juga tidak merusak tubuh korban. Hal itu terbukti dari kondisi jenazah yang ditemukan terapung itu masih utuh, kecuali ada luka bekas gigitan buaya di bagian tulang kaki bawah lutut dan dibagian wajah.

“Celana pendek warna hitam yang dipakai korban saat mandi dengan teman-temannya juga masih melekat di tubuh korban,” ungkap Martunis. [Antaranews]

Related posts