Konversi Bank Aceh dukung pertumbuhan perbankan syari’ah nasional

Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan MM (tengah) bersama Ketua Dewan Pengawas Bank Aceh, Adnan Gantoe, Direktur Bank Aceh, Busra Abdullah (kiri), Kepala Departemen Regional I Bank Indonesia, Dr. Dian Ediana Rae (dua dari kiri) dan Kepala OJK Kantor Regional V Sumbagut, Ahmad Sukro Tratmono, bersama-sama menekan tombol tanda diresmikannya Bank Aceh dari sistem Konvensional ke Sistem Syariah di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Senin 3 Oktober 2016.

Banda Aceh (KANALACEH.COM)  – Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengatakan, konversi Bank Aceh tidak hanya penting bagi masyarakat Aceh, tapi juga tercatat sebagai sejarah baru bagi perbankan nasional, sebab Bank Aceh merupakan bank milik Pemerintah Daerah pertama yang beralih menjadi bank syariah.

Hal itu diungkapkan Zaini, dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Daerah Aceh, Drs Dermawan pada acara peresmian atau Grand Launching Konversi PT Bank Aceh menjadi Bank Syari’ah, yang dipusatkan di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Senin (3/10).

“Dampak konversi ini pun cukup terasa, sebab konversi Bank Aceh telah mampu mendukung pertumbuhan kinerja perbankan syariah hingga mampu menembus angka psikologis 5 persen dari total asset perbankan nasional. Dengan indikator ini, Insya Allah Bank Aceh tidak hanya mampu berkontribusi bagi pembangunan Aceh, tapi siap berperan untuk pembangunan nasional,” kata Dermawan.

“Kami sendiri sangat bangga atas kinerja Bank Aceh selama beberapa tahun ini, sehingga mampu memperkuat fondasi bisnis Bank Aceh semakin kokoh dan berpengaruh secara nasional. Dari tahun ke tahun pencapaian kinerja perbankan ini terus meningkat,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dermawan menyebutkan, ada empat aspek penting yang dihadirkan oleh Bank Aceh setelah beralih ke sistem perbankan syariah, yaitu Bank Aceh akan mampu mendorong peningkatan pasar bank syariah di Indonesia hingga melebihi 5 persen.

“Selama ini, 5 persen dianggap sebagai angka psikologis yang sulit untuk dicapai. Artinya, Bank Aceh memiliki peran besar untuk melebihi angka psikologis itu. Selanjutnya, dengan konversi ini Aceh akan menjadi daerah dengan pangsa pasar perbankan syariah terbesar di indonesia,” ujarnya.

Selain itu, kehadiran Bank Aceh dalam perbankan syariah juga menempatkan bank ini sebagai bank syariah terbesar kelima di Indonesia dengan total aset mencapai R21,90 triliun. Bank Aceh Syari’ah berada di bawah BRI Syari’ah, Bank Syari’ah Mandiri, BNI Syari’ah dan Bank Muamalat.

“Konversi ini berpotensi pula menjadikan Bank Aceh sebagai bank pengelola dana haji kelima terbesar secara nasional. Keberadaan Bank Aceh Syariah juga diharapkan mampu menjadi panutan bagi pertumbuhan ekonomi syariah nasional,” katanya.

Untuk mencapai efek positif tersebut, Bank Aceh diharapkan semakin memperluas aksesnya agar masyarakat dapat memanfaatkan jasa dari perbankan seluas-luasanya, yaitu dengan memperbesar akses pembiayaan produktif.

Dalam rangka mensosialisasikan Bank Aceh Syari’ah, Pemerintah Aceh juga menyatakan sangat sangat mendukung gagasan pihak manajemen yang akan mensosialisasikan Program ‘Geraiku Bank Aceh’.

“Melalui gerakan inklusif ini, Bank Aceh tentunya akan lebih maksimal melayani masyarakat di semua segmen dan semua wilayah,” imbuhnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas dedikasi dari sejumlah pihak termasuk dari pihak internal dan eksternal termasuk dari tim konsultan yang selama ini telah mendampingi proses konversi Bank Aceh. [Aidil/rel]

Related posts