Sekitar 2.000 hektare sawah di Abdya dilanda kekeringan

ilustrasi. (tribunnews)

Blangpidie (KANALACEH.COM) – Ribuan hektare lahan persawahan di Kabupaten Abdya mengalami kekeringan, akibat belum memadai saluran irigasi sehingga petani harus menunda musim tanam sampai mendapatkan pengairan atau menunggu hujan.

Kepala Dinas pertanian dan peternakan Kabupaten Abdya, Maswadi mengatakan, sekitar 2.000 hektare areal lahan pertanian di wilayahnya dilanda kekeringan sehingga petani terpaksa menunda proses tanam.

“Dari jumlah total luas lahan sawah di Abdya sekitar 11.178 hektare, terdapat 2.000 hektare kekeringan. Jadi, bila dalam waktu dekat ini tidak hujan maka petani terancam gagal tanam,” katanya, Selasa (11/10).

Ia mengatakan, 2.000 hektare lahan persawahan yang dilanda kekeringan tersebut rata-rata sudah digarap (pembajakan pertama) oleh petani dan terdapat di lima kecamatan yakni, Kecamatan Kuala Batee, Susoh, Jumpa, Tangan-Tangan dan Kecamatan Manggeng.

Ia menjelaskan, kekeringan yang melanda lahan persawahan di daerahnya disebabkan belum memadai saluran irigasi sehingga petani harus menunda musim tanam padi sampai lahan persawahan mereka mendapatkan pengairan atau menunggu musim hujan.

“Akibat pendangkalan hulu sungai ditambah lagi musim kemarau sehingga hampir semua sungai kecil dipastikan sudah mulai mengering,” katanya.

Kata dia, keringnya daerah aliran sungai (DAS) kecil tersebut disebabkan maraknya pembalakan liar di kawasan hutan, sehingga mesin pompanisasi untuk menyedot air yang dibantu oleh pemerintah tidak dapat digunakan oleh petani karena air sungai mengering.

“Ada 66 unit mesin pompa air kita berikan pada petani untuk menyedot air ke lahan sawah, namun pompanisasi tersebut tidak dapat digunakan karena tidak ada sumber air di saluran-saluran tradisonal,” katanya.

Kendatipun tidak ada air, sebagian petani yang lahan sawahnya yang sebelumnya sudah digarap atau diolah langsung melakukan penanaman melalui sistem tabur benih di atas lahan sawah kering, kata Maswadi. [Antara]

 

Related posts