Siswa SD di Pirak Timu menantang maut demi sekolah

Lhoksukon (KANALACEH.COM) – Sungguh miris melihat perjuangan murid-murid SD di kawasan Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara, untuk meraih cita-cita yang tinggi butuh perjuangan yang sangat ekstra.

Para murid sekolah dasar harus menempuh perjalanan kesekolah dengan mengunakan rakit yang terbuat dari bambu untuk menyebrang sungai sepanjang 100 meter lebih.

Seperti di ketahui bahwa jembatan gantung yang menghubungkan Desa Krueng Kreeh dan Desa Nga sudah rusak parah hingga harus di perbaiki kembali. Maka akhir tahun 2016 lalu jembatan baru dalam dalam proses pembangunan sehingga membuat para siswa-siswi memilih mengunakan rakit bambu menempuh pendidikan.

Kendati saat ini jembatan yang menghubungkan dua kecamatan itu baru selesai di bangun hanya Tembok/pondasinya saja. Sehingga, para warga yang ingin kepasar harus megunakan jalan desa lain yang sangat jauh jarak tempuhnya. Belum lagi kondisi jalan di musim penghujan yang sangat rusak parah susah di lalui kendaraan.

Pembanguan jembatan penghubung tersebut memang sangat ditunggu oleh kalangan petani dan sejumlah warga setempat. Sebab, akses menuju kebun dan kepasar menjadi susah dan terpaksa harus menyeberang sungai dengan menggunakan rakit darurat. “saat ini harapan warga akan segera terwujud proses pembangunan jembatan itu,” ujar Jamal salah seorang warga setempat.

Ditambahkan, masyarakat sangat mendambakan ke­hadiran jembatan Krueng Kreh tersebut. Ia berharap pemkab setempat dan dinas terkait untuk segera merealisasikannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga Aceh Utara, Edy Anwar mengatakan pembangunan jembatan krueng Kreh saat ini sudah memasuki tahap pengerjaan kembali. Jembatan penghubung utama yang menghubungkan Desa Krueng Kreeh dan Desa Nga akan di lanjutkan pembangunan nya pada tahun 2017 ini dari anggaran APBA. “Pembangunan jembatan dimaksud Bukan Terbangkalai akan tetapi belum siap di bangun,” katanya. [Rajali Samidan]

Related posts