Pertemuan Irwandi-Mualem suatu kejutan bagi masyarakat

Pertemuan Irwandi-Mualem suatu kejutan bagi masyarakat
Ilustrasi, Muzakir Manaf dan Irwandi Yusuf salam komando, Rabu (22/2/2017). (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pertemuan Calon Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf dan Muzakir Manaf (Mualem) di sebuah rumah kawasan Gampong Pineung, Banda Aceh, Rabu (22/2) kemarin, dinilai sebagai suatu kejutan bagi masyarakat Aceh, terutama untuk kalangan akar rumput.

Pasalnya, selama ini antara tim dari kedua Cagub Aceh tersebut selalu ‘berbalas pantun’, dan selalu melakukan ketegangan selama pelaksanaan pilkada Aceh 2017.

Hal itu disampaikan oleh akademisi Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Saifuddin Bantasyam kepada Kanalaceh.com, Kamis (23/2) saat dimintai tanggapannya soal pertemuan Irwandi-Muzakir.

Selain itu, Saifuddin juga mengucapkan terimakasih kepada mediator yang mau melakukan pertemuan kedua mantan kombatan GAM itu. “Masyarakat juga harus memberikan hormat kepada mediator. Saya kira slogan KIP Aceh tentang ‘Pilihan Boleh Beda, Geutanyoe Meusyedara’ benar-benar dimaknai,” katanya.

Dirinya juga mengapresiasi Irwandi dan Mualem karena mau bertemu disaat sedang ada ketegangan di kalangan masyarakat. Sikap mereka menunjukkan bahwa kepentingan masyarakat sangat penting. “Suasana damai di hati masyarakat mereka utamakan, dibandingkan perbedaan politik mereka,” ujar Saifuddin.

Saifuddin juga berharap kepada seluruh Cagub dan Cawagub Aceh mau bertemu dalam satu forum setelah adanya penetapan KIP. “Jadi jumlahnya 12 orang,” ujarnya. Pertemuan itu, menurutnya, sebagai dukungan kepada pemerintahan Gubernur Aceh terpilih.

“Dengan pertemuan lebih besar lagi antara semua Cagub Aceh, diharapkan masyarakat mau membantu, mengawal, dan memberi masukan-masukan kepada pemerintahan Aceh pada periode 2017-2022,” kata Saifuddin.

Dirinya juga berharap kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih mau merealisasikan program-programnya yang telah dijanjikan selama masa kampanye. “Semoga Gubernur Aceh terpilih dapat membuat prioritas di tahun pertama kemudian di tahun berikutnya,” katanya.

Sebagai panelis debat Cagub Aceh beberapa waktu lalu, Saifuddin juga menginginkan agar gubernur terpilih dapat mengingat kembali pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Sebab, menurutnya, pertanyaan itu merupakan masalah.

“Masalah itu mereka harus mampu mencari solusi terhadap pertanyaan yang diberikan oleh panelis,” ujar Saifuddin yang juga pengamat politik. [Aidil Saputra]

Related posts