Aceh terus siapkan SDM SMK sesuai keahlian

Aceh terus siapkan SDM SMK sesuai keahlian
Ilustrasi - Siswa SMA/sederajat. (Sindo Indonesia)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Provinsi Aceh terus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai bidang keahlian di sekolah-sekolah sebagai lingkungan yang sangat strategis.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Laisani saat melepas tim Mobile Training Unit (MTU) bidang pembinaan SMK, Dinas Pendidikan Aceh ke Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Selatan, Sabtu (8/4) di Banda Aceh. Tim tersebut meliputi instruktur, teknisi dan supir.

MTU tersebut terdiri tiga truk boks yang meliputi unit bergerak untuk kejuruan teknologi informasi, listrik elektronika, dan teknik sepeda motor serta unit pelatihan bergerak motor tempel, teknik kendaraan ringan, pengelasan, konstruksi kayu, meubel, teknologi batu, dan beton plambing.

Truk bergerak itu dilengkapi dengan alat perbengkelan untuk mendukung praktek pelajar SMK yang sekolahnya belum memiliki ruang akat praktikum yang standar.

“Karena sekolah adalah lingkungan yang sangat kompleks, semua kegiatan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realistis serta pengoorganisasian secara efektif dan efisien. Sehingga, peserta didik sebagai calon tenaga kerja terampil dimasa mendatang dapat disiapkan sebaik mungkin,” ujar Laisani.

Dikatakan dia, guna mengantisipasi peningkatan mobilisasi tenaga kerja antar negara ASEAN, khususnya Aceh dan umumnya di Indonesia, salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal.

“Juga menyiapkan strateginya, sehingga sumber daya manusia tersebut benar-benar memenuhi kualifikasi untuk bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN yang lain. Antisipasi terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat diperlukan, terutama bidang pemberdayaan dan pengembangan SDM terampil,” katanya.

Masih kata Laisani, mengingat penghapusan hambatan bersifat non-tarif dan kebijakan satu pintu (elimination of non-tariff barriers and single window), mengakibatkan tenaga kerja dari luar negeri akan lebih mudah bermigrasi ke Indonesia.

“Mereka (tenaga kerja asing) yang memiliki keahlian di atas keahlian sumber daya manusia Indonesia, tentu akan mendapat  peluang di perusahaan yang ada di indonesia. Sehingga jika hal ini tidak diantisipasi secepat mungkin, maka kita akan tetap terpuruk dan tidak dapat bersaing,” katanya lagi.

Menurutnya, yang menjadi hal khusus dan dihadapi Indonesia atas terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) sejak tahun 2015 hingga sekarang tentunya didasarkan pada keyakinan atas manfaat secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dikawasan ASEAN.

“Dan yang paling diprioritaskan oleh pemerintah Indonesia adalah untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan meningkatkan pemberdayaan potensi yang kita miliki. Salah satunya adalah pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), memotivasi SMK supaya terus melakukan inovasi dalam pengembangan program-program berkualitas,” tuturnya.

Sehingga, lanjut dia, SMK diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia (SDM) handal yang nantinya mampu berkompetisi di era MEA, bahkan bisa menembus pasar kerja (labor market) di tingkat regional dan internasional.

Ia menyebutkan, lulusan SMK juga harus menguasai bahasa asing baik secara lisan maupun tulisan. Lebih jauh lagi bahkan SMK diharapkan tidak saja mencetak lulusan setiap tahun melainkan mencetak lulusan yang bersertifikasi profesi sesuai dengan kebutuhan, yaitu dengan memperhatikan arah dan tujuan yang ingin dicapai sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan tenaga kerja serta kualifikasi yang diterapkan.

“Itu sebabnya, Dinas Pendidikan Aceh meluncurkan pilot program peningkatan kerjasama dunia usaha dan dunia industri  (DUDI) sebagai salah satu bentuk program dengan inovasi terkini dalam menghadapi MEA di tahun 2017 ini,” sebut Laisani. [Aidil/rel]

Related posts