Mahasiswa peringati 18 tahun tragedi Simpang KKA

Mahasiswa peringati 18 tahun tragedi Simpang KKA
Aksi tragedi 18 tahun Simpang KKA, Aceh Utara. (Kanal Aceh/Rajali)

Lhoksukon (KANALACEH.COM) – Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi tergabung dalam Forum Korban dan Keluarga Korban Tragedi Simpang KKA (FK3T- SP.KK) memperingati 18 tahun tragedi Simpang KKA di Krueng Geukueh, Aceh Utara, Rabu (3/5).

Aksi mereka dibuat dalam bentuk menggelar doa bersama, dan orasi, serta membentangkan spanduk menuntut keadilan bagi korban KKA.

“Pemerintah masih abai terhadap pwnyelesaian kasus Pelanggaran HAM Yang Berat” pada Rabu (03/05).

Koordinator aksi, Murtala mengatakan bahwa, mereka aksi tidak hanya untuk mengenang, mengingat sejarah. Tetapi juga keadilan yang terus diingkari oleh pemerintah.

“Publik juga punya hak untuk mengetahui kebenaran sepenuhnya yang berkaitan dengan pelanggaran-pelanggaran, baik karena pelanggaran itu sendiri maupun untuk memastikan agar peristiwa atau kejahatan-kejahatan serupa tidak berulang di masa kini dan yang akan datang,” katanya.

Lanjutnya, peristiwa Simpang KKA yang terjadi 3 Mei 1999 merupakan salah satu peristiwa pelanggaran HAM berat yang terjadi pada masa operasi militer di Aceh.

“Komnas HAM menyebutkan para pelaku yang diduga bertanggungjawab, terdiri dari; Pangdam Bukit Barisan tahun 1999, Danrem 011/Lilawangsa pada saat peristiwa Simpang KKA, Dandim 0103/Aceh Utara, Danramil Dewantara, Komandan Detasemen Arhanud Rudal 001/Pulo Rungkom dan anggotanya serta pasukan Yonif 113/Jaya sakti,” sebut Murtala.

Tetapi, sambungnya, hingga saat ini tidak ada satupun pelaku yang diproses hukum, bahkan karir mereka terus menanjak dan memperoleh posisi-posisi penting.

Atas kondisi itu, pihaknya mendesak Pemerintah agar segera menuntaskan persoalan pelanggaran HAM berat masa lalu sesuai amanat konstitusi UUD 1945 dan berbagai produk peraturan Iainnya
yang terkait.

“Jika pemerintah tidak punya kemauan menyelesaikan secara sungguh-sungguh, tidak tertutup kemungkinan dunia luar atau internasional akan ambil alih urusan,” ujarnya. [Rajali Samidan]

Related posts