Puncak arus balik di Aceh diprediksi Sabtu-Minggu

Puncak arus balik di Aceh diprediksi Sabtu-Minggu
ilustrasi. (merdeka.com)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Koordinator Terminal Batoh, Banda Aceh Heriyanto memprediksikan puncak arus balik paska lebaran Idul Fitri 1438 H terjadi sejak H+6 atau Sabtu-Minggu 1-2 Juli 2017.

Pada tahun ini ada 600 unit Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) dan 3.400 unit Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) mengangkut pemudik. Padat kendaraan baik AKAP dan AKDP pada malam hari dimulai sejak tadi malam.

“Ini kita perkirakan mulai nanti malam puncaknya. Jadi sejak H+1 kemarin sampai H+4, belum ada tanda-tanda arus balik, karena libur kita panjang,” kata Heriyanto, Sabtu (1/7) di posko mudik Terminal Tipe A, Batoh, Banda Aceh.

Katanya, arus balik yang paling padat ke Banda Aceh dipastikan malam Minggu hingga Senin. Karena semua warga Banda Aceh yang mudik pada hari Senin sudah mulai beraktivitas kembali, terutama Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun karwayan swasta lainnya.

“Malam Senin (Minggu malam) itu kita prediksikan paling padat, karena hari Senin sudah mulai beraktivitas,” jelasnya.

Menurut Heriyanto, ada kemungkinan arus balik lebaran mengalami keterlambatan dari jadwal yang telah ditentukan. Ini dikarenakan ada jembatan Tingkem di Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen masih belum bisa dipergunakan hingga sekarang. Jembatan itu rusak akibat terserat arus banjir beberapa waktu lalu.

Akibat jembatan tersebut rusak membuat arus balik terganggu. Karena angkutan yang mengangkut pemudik harus mengambil jalur alternatif yang sempit dan belum beraspal. Sehingga mengganggu perjalanan pemudik, terutama saat puncak arus balik nantinya.

Adapun rute arah Banda Aceh-Medan kendaraan harus mengambil jalur alternatif sejauh 8,6 kilometer, dengan kondisi jalan berlumpur bila musim hujan.

Sedang bila matahari terik, jalur yang melintasi Gampong Tingkeum Baro, Pulo Reudeup, Geulanggang, Muenje, Cot Ara, Mon Kelayu, jalan Samuti Aman, dan ke ujung jembatan sebelah timur penuh dengan abu.

Sedangan arah sebaliknya, Medan-Banda Aceh juga mengalami hal yang sama sejauh 7,6 kilometer. Jalur alternatif itu harus melintasi Gampong Tingkeum Manyang, Blang Mee, Pante Baro, Kubu, lalu melintasi jembatan rangka baja Pante Lhong terus ke Simpang Empat Gie Kapal dan kembali ke jalan nasional.

“Padahal jalur elak ini, setelah melewati jalur yang jauh, keluarnya pas depan jembatan rusak itu. Kadang buat kita jengkel memang, kalau jembatan baik hanya sebentar. Tetapi inilah kendala besar yang kita perkirakan bisa terlambat,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar pemudik ke Banda Aceh agar dipercepat. Agar tidak terjadi keterlambatan akibat jembatan Tingkem belum bisa difungsikan pasca diterjang banjir. [Merdeka.com]

Related posts