Usai Tari Saman, giliran Idang Talam masuk rekor MURI

Ternyata laki-laki bahagia tinggal di Aceh
Dokumentasi - 1.074 Idang Talam dibawakan oleh laki-laki masyarakat Kota Banda Aceh guna memecahkan Rekor MURI, Minggu (20/8). (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Aceh memiliki ragam budaya dan kuliner khas yang masih terjaga hingga kini. Budaya tersebut dihadirkan dalam sajian adat yang bisa menarik siapa saja pengunjung yang menyaksikan.

Setelah tari saman asal Kabupaten Gayo Lues berhasil memecahkan rekor dunia dengan jumlah penari terbanyak. Kali ini giliran warga Kota Banda Aceh kembali menorehkan Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) dengan predikat ‘menjunjung idam talam pria terbanyak’.

Idang Talam atau menyajikan makanan dalam talam adalah tradisi turun temurun masyarakat Aceh. Kegiatan Idang Talam itu biasanya digelar ketika kegiatan maulid, kenduri, acara pernikahan dan pesta rakyat lainnya, dengan cara mengangkat sajian makanan ke lokasi acara.

Kali ini, 1.074 pengangkat idam talam pria memecahkan rekor dunia. Para pria ini mengangkat talam hingga 100 meter dari Balaikota Banda Aceh.

“Karena tidak ada dibelahan dunia manapun, ini cuma ada di Indonesia, di Banda Aceh,” kata seorang juri Rekor MURI, Feisal Nadhirrahman usai memberi sertifikat MURI ke Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di depan Balikota Banda Aceh, Minggu (20/8).

Dalam Idang Talam ini, diisi oleh berbagai macam makanan tradisional Aceh. Dibungkus dengan menggunakan kain kuning sehingga tidak terlihat isi di dalamnya. Pemilihan warna kuning sendiri melambangkan warna kerajaan Aceh.

Tokoh adat Kota Banda Aceh, Amirullah menyebutkan, idang talam ini diberikan oleh masyarakat, setiap desa dalam sembilan Kecamatan di Kota Banda Aceh menyumbang masing-masing 10 talam dengan aneka makanan berbeda.

Kenapa ditutup, kata dia, agar masyarakat lainnya tidak mengetahui isi dalam talam tersebut, sehingga tidak ada perbedaan di mata masyarakat terkait isi dalamnya.

“Ini sengaja ditutup biar tidak kelihatan, jadi orang tidak tau apa isinya. Jadi ya makanannya sama rata dimata masyarakat,” ujarnya.

Pergelaran ini diakhiri dengan makan bersama atau kenduri rakyat. Dimana antara pejabat dan warga tidak ada perbedaan soal apa yang dimakan. Kemudian, kenduri rakyat ini akan ditutup dengan kenduri rakyat lainnya dengan menyajikan masakan khas Aceh yaitu, Sate Matang dan Sie Reuboh. [Randi]

Related posts