PASS Bersaudara minta Pemkab Singkil fokus pembangunan Infrastruktur dan SDM

Ketua Dewan Pembina PASS, Hadi Nainggolan (kanan) didampingi Ceo Graha Inspirasi, Ahmad Hariono. (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Ketua dewan Pembina Pemuda Aceh Singkil – Subulussalam (PASS), M Hadi Nainggolan meminta Pemerintah Aceh Singkil di bawah kepemimpinan Dulmusrid – Sazali harus fokus pada pembangunan yang berkesinambungan.

Dikatakannya, jika Aceh Singkil mau keluar dari posisi daerah tertinggal harus menerapkan pembangunan mulai dari infrastruktur dan meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia yang mampu mendongkrak ekonomi masyarakat.

“Hal ini penting, melihat perjalanan panjang Kabupaten Aceh Singkil selama 18 tahun saat ini belum bisa menampakkan ‘wajah indahnya’ kepada publik luas,” ujarnya melalui pesan tertulis yang diterima, Jumat (8/9).

Setidaknya ada lima fokus yang mesti menjadi konsen Pemerintah Aceh Singkil. Ia menyebutkan, pertama ialah SDM Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurutnya, Sumber Daya Manusia adalah hal yang utama dalam membangun apa saja di dunia ini. Apalagi dalam pemerintah yang konsepnya kerjanya adalah pelayanan Masyarakat.

“Jika kita ingin memberikan pelayanan prima bagi masyarakat, maka SDM PNS yang melayani masyarakat harus terlebih dahulu dirubah mindset dan kompetensinya. PNS adalah Fondasi utama dalam memajukan pembangunan dan pelayan prima di Aceh Singkil.” Katanya.

Kemudian pada Pariwisata, konsep pengembangan pariwisata, kata dia, itu dasarnya adalah ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal Aceh Singkil harus bisa menciptakan strategi low budget high impact dalam membangun kekuatan sektor pariwisatanya. Bagaimana menggerakan banyak pihak agar objek pariwisata Aceh Singkil bisa dibangun bersama-sama serta mampu melibatkan pihak swasta profesional.

Apalagi, potensi wisata Pulau Banyak dan Rawa Singkil memiliki peluang besar menjadi destinasi pariwisata kelas dunia. “Pulau Banyak itu satu level dengan Maldives dan Rawa Singkil itu the little Amazon from Indonesia,” pungkasnya.

Dari segi Perkebunan, lanjut Hadi, salah satu komoditi andalan Aceh Singkil ialah kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit bisa menjadi kekuatan Aceh Singkil. Masyarakat harus berfikir bagaiman perkebunan kelapa sawit ini tidak lagi hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar atau segelintir orang saja, tapi bagaimana pemerintah Aceh Singkil dapat mendistribusikan lahan-lahan yang masih dimiliki oleh pemerintah, atau HGU yang sudah tidak diperpanjang lagi bisa menjadi milik rakyat.

Ia menyontohkan, kalau saja 40% penduduk Aceh Singkil bisa memiliki dua sampai lima hektar perkebunan kelapa sawit per keluarga, itu artinya angka kemiskinan dan gini rasio Aceh Singkil akan turun secara signifikan.

Pada sector perikanan dari laut Aceh Singkil sudah tidak diragukan lagi. Bahkan kawasan bahari Aceh Singkil selalu menjadi ladang pencurian ikan dari para nelayan dari luar negeri. Limpahan aneka ikan yang sudah diberikan Tuhan kepada Aceh Singkil mesti harus dikelola dengan konsep yang benar.

Disamping itu, Ada 5 Kecamatan di Aceh Singkil yang memiliki perairan-laut. Kata dia, andai saja 15% penduduk Aceh Singkil yang tinggal dikawasan bahari fokus dibina menjadi Nelayan profesional dan mandiri, tentu Aceh Singkil akan menjadi salah satu llumbung ikan terbesar di Aceh dan Sumatera Utara. Para nelayan akan menjadi lebih sejahtera, dan tentu akan memberi multi effect player terhadap sektor lainnya.

Aceh Singkil juga harus dibangun dengan cara pandang bahwa Aceh Singkil bukan lagi daerah yang paling pinggir. Butuh kacamata berbeda untuk melihat Aceh singkil saat ini.

“Aceh Singkil berpotensi menjadi hub bisnis dan perdagangan untuk wilayah Kepulauan Nias yang terdiri dari lima Kabupaten/Kota, Kabupaten Seumelue dan daerah-daerah lainnya,” kata pengusaha yang telah menetap di Jakarta ini.

Sementera itu, Ketua Umum PASS Bersaudara Jabodetabek Ahmad Hariono mengatakan, beberapa hal konsen utama pembangunan Aceh singkil adalah di sektor insfrastruktur. Ini harus dipertegas dan juga merata diseluruh wilayah Aceh Singkil.

Hariono berpendapat, dengan infrastruktur yang memadai, kedepannya efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat. Sebab, tingkat ketersediaan infrastruktur di suatu daerah adalah faktor penting dan menentukan bagi tingkat kecepatan dan perluasan pembangunan ekonomi.

“Pemerintah Aceh Singkil juga perlu investasi pada manusianya, melalui pendidikan di negara-negara maju dan berkembang. Yaitu menyekolahkan siswa-siswi terbaik dan terpilih Aceh Singkil keluar negeri setiap tahunnya,” Ujar Ahmad hariono yang juga berasal dari Pulau Banyak, Aceh singkil ini.

Disamping pendidikan, Pemkab Singkil juga perlu membangun di sektor entrepreneurship di Aceh Singkil, agar pengusaha dan wirausaha baru semakin meningkat dan terus tumbuh. Hal itu bisa didorong melalui penyediaan berbagai fasilitas dan pelatihan untuk menempah kreatifitas dalam menjalankan usaha, menyiapkan permodalan dan memudahkan perijinan usaha.

Serta membuka peluang bagi investor yang mau masuk untuk bekerjasama. Menurut Hariono, dengan demikian pengusaha dan wirausaha baru bisa tumbuh ke angka 2 – 4%, di Aceh Singkil, yang itu akan memberi dampak nyata membuka Lapangan Pekerjaan. Misalkan ada 2% dari jumlah penduduk Aceh Singkil (sekitar 110.000 jiwa) itu artinya ada sekitar 2.200 orang yang menjadi pengusaha baru.

“Kalau saja satu orang pengusaha baru bisa menyerap 5 lapangan pekerjaan tentu itu mampu menyiapkan lapangan kerja untuk 11.000 orang penduduk Aceh Singkil,” ujar Ahmad Hariono yang juga sebagai CEO Graha Inspirasi di Jakarta. [Randi/rel]

Related posts