Pariwisata dan perhotelan prospek menjanjikan di Aceh

Pariwisata dan perhotelan prospek menjanjikan di Aceh
Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah memberi sambutan pada peresmian Kyriad Muraya Hotel Aceh, yang berada di kawasan Simpang Lima, Banda Aceh, Kamis (16/11). (Humas Aceh)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah meyakini dengan segala fasilitas yang dimilikinya, Kyriad Muraya Hotel akan berkembang dan berperan dalam mendukung menyemarakan sektor pariwisata dan jasa yang Islami di Bumi Serambi Mekah.

Hal tersebut disampaikan oleh Nova Iriansyah, dalam sambutannya saat membuka secara resmi beroperasinya Kyriad Muraya Hotel Aceh, yang berada di kawasan Simpang Lima, Banda Aceh, Kamis (16/11).

“Keputusan Kyriad Hotel Group berinvestasi di Aceh mengindikasikan bahwa investasi di sektor jasa, perhotelan dan pariwisata memiliki prospek sangat cerah di Aceh. Kami menghimbau agar manajemen hotel dapat memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu, dan jangan lupa untuk mengedepankan nilai-nilai Islam yang berlaku di Aceh,” ujarnya.

Dia meyakini, dengan mengedepankan nilai-nilai Islami, kehadiran Kyriad Muraya dapat memperkuat pencitraan yang baik bagi Aceh, karena Aceh merupakan satu-satunya daerah yang menerapkan Syari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Nova menambahkan, dalam beberapa tahun ke depan, Aceh akan menyelenggarakan berbagai even-even besar bertaraf internasional. Hal ini tentu saja akan memberikan imbas positif, tidak hanya bagi pelaku usaha pariwisata tapi juga bidang jasa perhotelan.

“Saya ingatkan, dalam beberapa tahun ke depan akan banyak sekali even besar yang diselenggarakan di Aceh. Akhir bulan ini, Aceh akan menggelar Sail Sabang yang berlangsung 28 November-5 Desember, serta turnamen sepakbola internasional Aceh World Solidarity Cup yang berlangsung pekan pertama Desember ini,” ungkapnya.

Maka, dia menghimbau agar sektor perhotelan dan pariwisata Aceh harus menyambut gegap gempita semua even ini dengan terus berbenah dan meningkatkan meningkatkan pelayanannya.

“Dengan pelayanan yang baik, citra dan daya tarik Aceh tentu akan lebih meningkat, sehingga impian kita menjadikan Aceh sebagai destinasi wisata utama di wilayah Indonesia bagian barat dapat terwujud.”

Prospek cerah sektor pariwisata dan perhotelan di Aceh

Dalam kesempatan tersebut, Nova juga menambahkan, bahwa pariwisata dan perhotelan adalah sektor yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Aceh. Setiap tahunnya, sektor ini terus mengalami peningkatan, baik jumlah hunian kamar maupun tingkat kunjungan wisatawan.

“Tiga tahun lalu, sektor perhotelan dan pariwisata berada pada urutan ke delapan sebagai penyumbang bagi Pendapatan Regional Domestik Bruto Aceh, sejak tahun lalu posisinya naik menjadi urutan keenam. Saya yakin, dua tahun ke depan posisi itu bisa naik menjadi urutan ke-empat,” katanya.

Kecenderungan ini, sambung Nova, dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang terus meningkat ke Aceh. Pada tahun 2015 kunjungan wisatawan itu berkisar 1.7 juta orang, naik 20,22 persen dibandingkan tahun 2014. Pada tahun 2016 jumlah itu naik sebesar 25 persen menjadi 2,2 juta wisatawan.

“Pada tahun ini kita berharap kunjungan wisatawan bisa lebih meningkat lagi, sehingga Aceh mampu berkontribusi mendukung target nasional menerima kunjungan 20 juta wisatawan ke Indonesia pada tahun 2019. Status Aceh sebagai destinasi wisata halal dunia diharapkan menjadi penggerak guna mencapai target itu,” imbuh Nova.

Dia menambahkan, meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan tentu saja berimbas pada jumlah tamu yang menginap di berbagai hotel yang ada di Banda Aceh dan sekitarnya. Pada tahun 2013, jumlah tamu yang menginap berkisar 650 ribu orang. Tahun 2014 naik sekitar 40 persen menjadi 936 ribu orang, dan setahun kemudian naik lagi sebesar 10,32 persen menjadi lebih dari 1 juta.

“Di tahun 2015 dan 2016 kunjungan wisatawan dan jumlah hunian kamar akan mengalami kenaikan yang signifikan karena banyaknya event besar yang diselenggarakan di Aceh. Bahkan pada momen-momen tertentu, para tamu sampai kesulitan mencari kamar hotel di wilayah Banda Aceh dan sekitarnya,” ungkap Nova.

Sektor swasta dan percepatan pembangunan Aceh

Dalam sambutannya, dia juga menjelaskan tentang pentingnya keterlibatan sektor swasta untuk mendorong suksesnya percepatan pembangunan Aceh.

Menurutnya, jika pertumbuhan ekonomi daerah masih terus bergantung kepada APBA maupun APBK, maka upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tidak akan tercapai. Apalagi sampai saat ini, anggaran pembangunan Aceh sangat bergantung kepada dana transfer dari pusat.

Dia menambahkan, untuk mengubah situasi ini, jalan satu-satunya adalah mendorong agar sektor swasta berperan lebih besar dalam mengembangkan berbagai sumber daya yang ada di Aceh.

“Iklim investasi harus kita perbaiki, perlindungan kepada dunia usaha harus kita tingkatkan, sehingga investor semakin banyak mengembangkan investasinya di Aceh. Dengan banyaknya investasi yang masuk, lapangan kerja akan terbuka luas, sehingga upaya kita untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat akan lebih mudah,” katanya.

Untuk mencapai semua cita-cita tersebut, Nova berharap agar seluruh rakyat Aceh turut berperan aktif mendukung langkah untuk memperbaiki iklim investasi di Aceh. “Bersama kita yakinkan kalangan dunia usaha, bahwa Aceh adalah tujuan investasi terbaik di wilayah Indonesia bagian barat,” jelasnya. [Aidil/rel]

Related posts