Jalan usaha tani di Aceh Utara rusak parah

Jalan usaha tani yang menghubungkan Desa Ara dengan Desa Nga Bintang Hu, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara rusak parah, Rabu (27/12). (Kanal Aceh/Rajali Samidan)

Lhoksukon (KANALACEH.COM) – Sejumlah warga Desa Ara, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara mendesak pemerintah kabupaten setempat untuk membangun jalan usaha tani guna membantu petani mengangkut hasil panen.

Sebab jalan yang pernah dibangun pada massa Bhakti ABRI pada 1990 tersebut yang menghubungkan Desa Ara dengan Desa Nga Bintang Hu, Kecamatan Lhoksukon sepanjang 4 kilometer kini rusak para dan terisolir. Akibatnya, puluhan ton padi yang sudah panen mulai membusuk.

Muhammad Dahlan salah seorang warga Desa Ara mengharapkan kepada Pemkab Aceh Utara dapat membantu pembangunan jalan menuju lahan pertanian, agar mempermudah akses transportasi dalam mengangkut hasil pertanian.

“Jalan yang ada sekarang masih jalan tanah dan semak belukar,” katanya kepada Kanalaceh.com, Rabu (27/12).

Dijelaskan Dahlan, semenjak jalan ini dibangun pada 1990, hingga sekarang tidak pernah dirawat lagi. “Kmi berterima kasih kepada TNI dengan ada Bhakti ABRI maka lahirlah jalan ini,” ujarnya.

Dahlan pun mengancam, jika jalan usaha tani tersebut tidak dibuat dengan aspal atau dipugar maka warga setempat tidak akan ikut Pemilu pada 2019 nanti.

Hasil perkebunan para petani masyarakat mulai membusuk. (Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

“Buat apa kita pilih pemimpin dan wakil rakyat kalau nasib petani kayak gini terus,” tegasnya.

Ia mengharapkan kepada pemerintah dan instansi terkait agar jalan tersebut diprioritaskan, karena luas areal perkebunan yang ada di daerah tersebut mencapai ratusan hektar.

“Saat ini kami sedang panen paska banjir beberapa waktu yang lalu, tetapi hasil panen kali ini sudah mulai membusuk karen tidak ada akses jalan untuk membawa pulang hasil panen,” cetus Dahlan.

Sementara itu Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Lhoksukon, Reza Fahlefi mengatakan selama ini pihaknya sudah pernah berdiskusi dengan para petani dan warga mengenai jalan tersebut.

“Kami sudah banyak menerima keluhan masyarakat salah satunya adalah jalan usaha tani yang pernah dibangun pada 1990. Kini jalan itu rusak parah,” jelasnya.

Reza juga mendesak meminta kepada Pemkab Aceh Utara maupan instansi dan dinas terkait agar turun ke lapangan melihat kondisi jalan tersebut.

“Mudah-mudahan di tahun 2018 ini akses jalan usaha tani tersebut bisa diperbarui sehingga dapat dipakai oleh masyarakat untuk mengangkut hasil panen. Jalan itu menjadi keluhan di setiap tahun bagi para petani dan masyarakat setempat,” jelasnya.

Menurutnya, pembangunan jalan maupun akses menuju perladangan masyarakat juga akan membantu pemerintah untuk melakukan swasembada pangan. Sehingga program tersebut bakal mempercepat program pemerintah tentang swasembada pangan. [Rajali Samidan]

Related posts