Unsyiah dan kampus Jerman teliti pelayanan kesehatan ibu hamil di Aceh

Unsyiah minta tenaga medis terapkan cara persalinan sesuai WHO
Prof. Voilmer dari Univesity of Göttingen memaparkan hasil penelitian tentang dampak implementasi safe childbirth World Health Organization (WHO) di ruang VVIP AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Selasa (13/2). (Humas Unsyiah)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bersama University of Gottingen Jerman memaparkan hasil penelitian tentang dampak implementasi safe childbirth World Health Organization (WHO) terhadap kualitas pelayanan dan persalinan pada fasilitas kesehatan umum di Aceh.

Kegiatan ini berlangsung di ruang VVIP Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Selasa (13/2).

Dr dr Mohd Andalas, Sp OG sebagai Maternal Health Expert menyebutkan penelitian ini telah dilakukan di beberapa rumah sakit dan puskesmas di Aceh selama enam bulan sejak November 2016 hingga Mei 2017 lalu.

Tujuannya, kata dia, untuk mencegah komplikasi kehamilan dan persalinan sekaligus menekan jumlah kematian ibu dan anak. Selain itu, juga mengajak para tenaga medis untuk menerapkan cara persalinan yang aman sesuai instruksi WHO.

“Sebenarnya hampir 70 persen angka kematian ibu dapat dicegah. Untuk itu, Unsyiah mencoba mengedukasi masyarakat dan petugas kesehatan agar lebih cepat mendeteksi sehingga dapat meminimalkan angka kematian ibu dan bayi,” ujarnya.

Mohd Andalas menyebutkan penelitian ini melibatkan 5 peneliti Unsyiah, 3 peneliti University of Gottingen Jerman, serta 100 bidan dan tenaga kesehatan di daerah Banda Aceh, Aceh Besar, dan Bireuen. Ia pun berharap agar hasil penelitian ini menjadi bahan rujukan bagi Pemerintah Aceh.

Hal senada juga disampaikan Prof. Voilmer dari Univesity of Göttingen, ia berharap agar para ibu hamil dapat melahirkan dan bersalin di rumah sakit. Sebab menurutnya pelayanan kesehatan rumah sakit lebih akurat dan professional.

Sementara itu, Wakil Rektor Unsyiah, Dr Hizir, mengapresiasi hasil kegiatan ini. Terlebih lagi Aceh terpilih sebagai provinsi pertama di Indonesia sebagai objek penelitian yang menggunakan metode dari WHO.

Ia menyebutkan Unsyiah siap untuk membantu dan melakukan pendampingan bagi daerah lain di Indonesia yang ingin melakukan penelitian serupa. [Aidil/rel]

Related posts