Siswa di Aceh Singkil Akhirnya Bertatap Muka Dengan Gurunya di Sekolah

Siswa di Aceh Singkil di cek Suhu Tubuh. (Kanal Aceh/Khadafi)

Aceh Singkil (KANALACEH.COM) – Setalah kurang lebih 3 bulan belajar daring dan libur sekolah, Pelajar di Kabupaten Aceh Singkil akhirnya dapat bertatap muka dengan guru mereka disekolah masing-masing pada hari pertama tahun ajaran 2020-2021, Senin (13/7).

Di Kabupaten Aceh Singkil ada 72 sekolah dari tingkat SMP/ MTS dan SMA/ SMK yang diijinkan untuk belajar tatap muka.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kabudayaan Aceh Singkil Khalilullah menyebut, ia bersama Bupati Dulmusrid pada hari ini meninjau langsung adaptasi sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar di era new normal pandemi Covid-19.

“Kita prioritaskan hari ini kesiapan sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan,” kata Khalilullah.

Sekolah yang dikunjungi diantaranya; SMP 3 Simpang Kanan, SMP N 1 Gunung Meriah, SMK N 1 Gunung Meriah, SMP Swasta Muhamadiyah Singkil dan Madrasah Aliyah Singkil.

Khalil mengatakan, dalam penerapan sekolah tatap muka tersebut diberlakukan protokol kesehatan Covid-19 mulai dari menyiapkan tempat cuci tangan di depan sekolah serta di pintu kelas, dan siswa wajib menggunakan masker serta pengecekan suhu tubuh dan menjaga jarak.

Di SMP Negeri 1 Gunung Meriah misalnya, sekolah telah menerapkan protokol kesehatan terhadap para siswanya. Sejak di pintu masuk sekolah, siswa diharuskan cuci tangan.

Kemudian diukur suhu tubuhnya oleh guru. Dibariskan berjarak dan cuci tangan kembali sebelum masuk ke kelas. Di dalam kelas, tempat duduk disusun berjarak yang diisi oleh 16 siswa.

Kepala SMP N 1 Gunung Meriah Baktiar Hasugian mengatakan, penerapan jadwal belajar dengan jumlah pelajar dalam kelas setengah dari jumlah siswa dalam satu rombongan belajar, sedangkan sisanya masuk keesokan harinya.

“Untuk siswa di SMP N 1 Gunung Meriah jumlah siswanya 600 orang, dibagi dua shif, 300 hari Senin dan 300 hari Selasa, artinya efektifitas anak belajar selama tiga hari dalam satu minggu,” ucapnya.

Sekolah kata Baktiar juga tetap memberikan jam istirahat, namun tetap didalam kelas. Para pelajar juga diwajibkan membawa bekal makan dan minuman dari rumah, mengingat kantin sekolah ditutup.

Sementara untuk jam belajarnya akan dikurangi selama 10 menit setiap satu jam belajar. “Yang selama ini jam pembelajaran waktunya 40 menit setiap satu jamnya, kini diberlakukan 30 menit setiap satu jam belajar,” katanya.

Pembelajaran tatap muka di daerah yang notabene zona hijau tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19 yang dirilis pada Juni lalu. [Khadafi]

Related posts