Pengurus FJA Abdya Dikukuhkan

Blangpidie (KANALACEH.COM) – Bupati Aceh Barat Daya Akmal Ibrahim, SH mengungkapkan, saat ini tidak ada lagi romantika pers seperti masanya dulu.

Hal itu diutarakan Akmal Ibrahim saat pidato sambutanya di acara pengukuhan pengurus Forum Jurnalis Aceh (FJA) Wilayah Abdya sekaligus pembukaan Pelatihan Jurnalistik Dasar bagi Mahasiswa, Siswa dan Pelajar yang dilaksanakan di Aula Bappeda, Jalan Bukit Hijau Kompleks perkantoran kabupaten tersebut, Sabtu (12/02).

“Dulu kita Wartawan gajinya besar. Dibanding dengan pegawai dan pekerja bank gaji kita jauh lebih besar dan gaji kita bukan 12 bulan setahun tapi 18 bulan, makmur sekali,” ungkapnya.

Situasi telah berubah, lanjut Bupati Akmal. Sekarang pers bukan lagi sebuah pekerjaan yang secara ekonomi itu bisa menghasilkan kesejahteraan yang bagus dan permanen.

“Ini perubahan situasi. Malah kalau menurut saya sudah terjadi bencana terhadap pers sekarang. Saya melihat hampir semua media cetak di dunia omsetnya menurun,” katanya.

Seperti contoh, sebut Akmal lagi. Majalah Bola dengan omprah diatas 1 juta eksemplar tutup. Kompas di Indonesia itu adalah raksasa Pers dibawah Dewa Post dan dibawah Grand Media Kompas. Dulu hanya ada dua media Pers, mereka sekarang juga puyeng. Kebetulan Kompas banyak cabang bisnis lain makanya bisa bertahan. Tapi sekarang perusahaan-perusahaan media cetak kecil sudah koleb.

“Sekitar tahun 2006-2007 saya keluar dari Serambi, kemudian 2007 bulan Maret saya dilantik sebagai Bupati Abdya. Jadi, itu dari wartawan, bukan dari siapa-siapa,” kenangnya.

Ia mengakui, selain wartawan Akmal Ibrahim juga membuka Kantor Biro Bantuan Hukum di Banda Aceh dengan ikut juga menangani semua perkara-perkara yang menimpa Wartawan.

“Dulu saya juga pernah di Biro Hukum PWI Aceh. Hampir semua perkara Wartawan di Aceh itu saya tangani waktu itu,” akuinya.

Dihadapan para audien para tamu undangan Akmal berharap, agar tidak pelit-pelit sama wartawan karena semua butuh wartawan.

“Dulu saya pernah di undang oleh adek adek Wartawan disebuah pelatihan, saya sampaikan kepada mereka jangan ditinggalkan itu profesi kewartawanan, Masyarakat dan Negara itu butuh kalian,” ucap Akmal.

Profesi Wartawan memang tidak menjanjikan, tapi masyarakat butuh wartawan. Karena itu Bupati Abdya Akmal Ibrahim berusaha bagaimana mencari jalan-jalan lain yang sah untuk membantu rekan-rekan Wartawan.

“Kami dengan adek-adek wartawan rencananya waktu dekat ini akan membangun tambak udang untuk membantu penghasilan wartawan,” katanya lagi.

Jatah CSR Bupati Akmal melalui Bank Aceh Syariah sedikit dialihkan ke rekan-rekan Wartawan dan itu terbuka bukan berarti itu sogok. Akmal merasa tidak pernah mengatur-ngatur, karena sejatinya wartawan itu tidak bisa di atur atau dengan kata lain merdeka.

“Wartawan pemula cendrung beritanya masih kepada kritik, pada ketimpangan. Wartawan itu dalam diatur dalam undang-undang, syarat untuk menjadi wartawan itu sosok intelektual,”.

Related posts