Apkasindo Tantang Bank Aceh Mau Berinvestasi di Pembangunan Pabrik Minyak Goreng

Ilustrasi, pabrik minyak goreng. (net)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali menyarankan agar Bank Aceh Syariah mau jadi investor untuk membangun pabrik minyak goreng di Aceh.

Menurutnya, jika menunggu adanya investor luar yang masuk untuk membangun pabrik minyak goreng bakal menunggu waktu yang lama. Apalagi, kata dia, sejauh ini sangat sedikit investor yang serius ingin menanamkan modalnya di Aceh.

“Jadi dari pada berlama-lama menunggu ada investor yang tertarik, ayo perusahaan daerah tampil mewujudkannya jadi kenyataan,” kata Fadhli Ali dalam keterangannya, Selasa (22/2).

Untuk itu, sebagai bank pelat merah milik Pemerintah Aceh, sudah seharusnya Bank Aceh membangun tanah rencong dan mengembangkan investasinya untuk kebutuhan warga.

Baca: Tanggapi Soal Tutup Akses Pengiriman CPO, Apkasindo: Aceh Belum Punya Pabrik Minyak Goreng

“Apakah tidak mungkin jika calon investornya itu Bank Aceh? artinya, perusahaan daerah mengajukan permohonan fasilitas kredit pembangunan pabrik minyak makan dari Bank Aceh. Agunan ya kantor Walikota Subulussalam plus kantor DPRK Subukussalam,”

“Jika belum cukup tambah lagi kantor Gubernur Aceh dan kantor DPR Aceh, nanti kita lihat Bank Aceh Syariah itu bersedia atau tidak jadi investor untuk negerinya?,” katanya.

Fadhli Ali bilang seharusnya DPR Aceh yang kini mulai responsif dan serius untuk mendukung rencana pembangunan pabrik minyak goreng, disarankan untuk menggunakan opsi dana APBA yang dialokasikan melalui BUMD atau PEMA.

“Kita berharap DPR Aceh yang kini mulai terlihat responsif dan serius mendukung rencana pembangunan pabrik minyak makan di Subulussalam, cobalah menggunakan opsi menggunakan uang APBA yang di alokasikan melalui BUMD atau PT. PEMA,” ujarnya.

Sebelumnya, anggota DPR Aceh, Irpannusir mengatakan pihaknya sangat mendukung untuk melanjutkan pembangunan pabrik minyak goreng yang ada di Subulussalam.

Kehadiran pabrik tersebut dinilai untuk menghindari kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng di Aceh.

Related posts