Duh! Dukungan Lahan Sawit Kelompok Tani ke Pabrik PT Ensem Diduga Tumpang Tindih

BLANGPIDIE (KANALACEH.COM) – Perusahaan pabrik kelapa sawit PT Samira Makmur Sejahtera (PT SMS) mengajukan keberatan atau komplain kepada Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Barat Daya (Abdya) terkait adanya dugaan tumpang tindih dukungan lahan kelompok tani ke pabrik PT Ensem Abadi yang tengah dibangun di Gampong Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee.

Direktur utama PT SMS, Syahrial di Blangpidie, Selasa (29-08-2023), mengatakan, dari 19 kelompok tani yang memberi dukungan pemasok bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kepada PT Ensem Abadi, 15 diantaranya telah terlebih dulu memberi dukungan kepada pabriknya yang berlokasi di Kecamatan yang sama.

“Atas dasarkan tersebut, saya sebagai Direktur PT SMS mengajukan keberatan, pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Abdya” katanya

Syahrial, mengaku telah melayangkan surat keberatan atas dugaan dukungan ganda tersebut, namun tambah pengusaha Crude Palm Oil (CPO) itu hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak Dinas Pertanian dan Pangan Abdya

” Luas lahan kebun sawit milik kelompok tani yang memberi dukungan ke PT SMS sekitar 12.679 hektar dan luasan ini sebelumnya sudah disetujui dan bahkan sudah ditandangani oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya,” ujarnya

Ia juga menerangkan bahwa luas lahan kebun sawit rakyat di Kabupaten Abdya saat ini ada sekitar 19.000 hektar, dan 6.200 hektar diantaranya diberikan dukungan ke pabrik milik PT Mon Jambe untuk pasokan bahan baku TBS.

Dengan demikian kata dia, maka dapat dipastikan kebun sawit rakyat yang memberi dukungan ke PT SMS sudah mencukupi dan terpenuhi untuk operasional sehari-hari. Apalagi kafasitas pabrik PT SMS mau ditingkatkan dari 30 menjadi 45 ton per jam.

“Dengan adanya persetujuan baru dari Dinas Pertanian dan Pangan Abdya terhadap pihak lain tentu membuat jumlah pasokan TBS untuk PT SMS terganggu. Oleh karena itu, kami sangat keberatan terhadap dukungan yang telah dikeluarkan sepihak tersebut,” ungkapnya

Padahal kata pengusaha lokal itu sebelumnya komitmen penuh Pemerintah daerah untuk mendukung investasi ini adalah komitmen kemitraan dalam menjaga iklim investasi atas apa yang telah dilaksanakan PT SMS di Abdya.

“Oleh karena itulah, kami mengajukan protes meminta ditinjau ulang dan apabila ini tetap berlangsung, maka kami akan melakukan proses lanjutan sebagaimana aturan hukum berlaku,” katanya

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya, Nasruddin dikonfirmasi wartawan mengatakan bahwa pihaknya tidak harus menanggapi surat tersebut karena dukungan untuk pabrik PT SMS sudah memenuhi syarat yang ditentukan.

“Luas kebun kelapa sawit rakyat di Abdya sekarang 20 ribu hektar. Sedangkan syarat dukungan untuk satu pabrik kelapa sawit itu hanya 6.000 hektar. Jadi ketika ada sebagian lahan diberikan dukungan kepada perusahaan lain, saya pikir tidak mengurangi syarat dukungan untuk PT SMS itu,” terangnya

Apalagi, lanjut dia dengan semakin banyaknya pabrik sawit di Abdya akan semakin menguntungkan daerah dan masyarakat terutama dalam penyerapan tenaga kerja dan berkurangnya pengangguran.

Kemudian kata dia lagi nilai jual TBS kelapa sawit kedepan juga akan lebih bersaing, Pendapan Asli Daerah (PAD) juga akan lebih meningkat dengan hadirnya pabrik sawit lain di Abdya.

“Apalagi luas kebun sawit rakyat Abdya mencapai 20.000 hektar dengan jumlah produksi rata – rata 1.500 ton/ hari. Ini sangat memungkinkan ditambahnya pabrik, dan secara izin PT Ensem Abadi itu sudah lengkap,” jelasnya

Ia mengatajan Pemerintah daerah memberi dukungan tersebut karena dengan bertambahnya pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) di Abdya, tentu harga tampung TBS ditingkat petani akan menjadi lebih tinggi lagi karena para pengusaha harus bersaing harga dalam melakukan pembelian.

” Kalau hanya dua saja pabrik yang beroperasi masih banyak TBS petani Abdya yang harus dijual ke luar daerah. Kondisi ini tentu sangat merugikan petani dan daerah kita,” ucapnya

Ia berharap kepada seluruh pengusaha kelapa sawit di Abdya agar tidak menerapkan sistim monopoli, karena hal tersebut dapat merugikan masyarakat banyak. Tapi dengan banyaknya pesaing harga komoditi di daerah akan menjadi lebih tinggi sehingga masyarakat petani ke depan menjadi lebih sejahtera.(*)

Related posts