Ini Kuliner Khas Subulussalam yang Mulai Langka, Rasanya Mantap

Makanan Pelleng. (net)

Subulussalam (KANALACEH.COM) – Kuliner khas Subulussalam sangat beragam, dan juga unik serta menggugah selera. Bahan dasarnya diambil dari tumbuhan dan hewan yang mudah dijumpai di daerah tersebut. Kenikmatan kuliner ini kian kaya rasa, karena diolah dengan rempah-rempah.

Selain itu pengaruh kepercayaan yang dianut masyarakat Subulussalam yang mayoritas Islam, juga berdampak besar terhadap bahan dan cara penyajian kuliner khas setempat. Tentunya, sebagaimana ajaran Islam, makanan yang layak dikonsumsi harus terlebih dahulu mengandung unsur halal.

Jadi, makanan khas Kota Subulussalam tak perlu diragukan kehalalannya. Ada dua jenis kuliner Subulussalam warisan legendaris dari leluhur yang unik dan patut dicoba, berikut ulasannya:

  1. Nditak

Suku Singkil yang mendiami Kota Subulussalam punya andil besar terhadap kuliner yang satu ini. Nditak adalah jenis makanan ringan seperti lazimnya kue. Biasanya, nditak disajikan pada momen-momen adat penting dalam kehidupan masyarakat Subulussalam. Seperti acara pesta perkawinan dan syukuran kelahiran anak.

Nditak. (foto: yudiansah)

Pada momen syukuran kelahiran, nditak disuguhkan terutama kepada ibu yang baru melahirkan anak. Menurut keyakinan masyarakat setempat, memberikan nditak kepada ibu yang menyusui sangat mujarab untuk stamina dan menjaga kesehatan.

  1. Pelleng

Makanan ini punya sejarah panjang bagi masyarakat suku Pakpak yang telah turun-temurun hidup di Kota Subulussalam. Kuliner khas pelleng dahulu kerap disajikan kepada pejuang sebelum turun ke medan perang.

Semangkuk pelleng dipercaya dapat memberi tambahan semangat untuk mengusir musuh. Makanan ini bagi masyarakat setempat menjadi simbol penyemangat dan keberanian.

Sekilas, pelleng mirip dengan nasi kuning khas dari daerah yang banyak didiami suku Melayu, atau nasi tumpeng yang berasal dari suku Jawa. Namun, yang membedakan pelleng khas Subulussalam ini terletak pada bentuk, bahan dan bumbu, serta cara penyajiannya.

Pelleng sering disajikan pada acara-acara adat di Subulussalam seperti saat melepas kerabat hendak merantau, pesta perkawinan atau kenduri sunat rasul, membuka ladang, hingga panen raya. Belakangan, pelleng juga dihidangkan untuk tamu-tamu pemerintahan yang datang dari daerah lain.

Setiap kali hidangan pelleng dibuat dalam acara adat atau pun penyambutan tamu, selalu membuncah harapan dari yang punya hajat agar lewat sajian ini jadi perantara acara memperoleh keberkahan dari Sang Pencipta.

  1. Ikan Bauh Buluh

Kuliner tradisional Subulussalam satu ini memiliki cita rasa yang lezat. Di samping rasanya yang nikmat, makanan ini tercipta tak terlepas dari tradisi warga dalam muhun durian atau menunggu durian jatuh dari pohon.

Dari sejarahnya, makanan ikan bauh buluh ini tercipta saat warga Subulussalam pergi mencari durian yang waktunya bisa berhari-hari di dalam hutan. Karena keterbatasan alat memasak, warga memilih untuk memanfaatkan peralatan seadanya.

Apalagi zaman dulu banyak pohon durian yang letaknya memang tak jauh dari aliran sungai. Sehingga warga yang menunggu durian jatuh, memilih untuk mencari ikan di sungai dan peralatan masak seperti bambu, dijadikan sebagai pengganti kuali.

Ikan-ikan yang di dapat dari sungai lalu di masukkan ke dalam bambu yang sudah dibelah dengan alas daun pisang. Bumbunya, hanya dengan durian yang telah difermentasi dan campuran sedikit bumbu ikan pada umumnya.

Lalu bambu yang sudah terisi ikan tersebut diikat dan dibakar di atas bara api, sembari menunggu matang, proses muhun durian yang jadi tradisi di Subulussalam tetap dilanjutkan.

Kini, Anda juga bisa dengan mudah untuk meracik makanan Ikan Bauh Buluh khas Bumi Sada Kata ini. Anda cukup menyiapkan bahan-bahan seperti ikan dundung, asam jeruk, bambu, daun pisang, daun kunyit, daun jeruk, pati santan, bawang merah, cabe merah dan cabe rawit.

Cara membuatnya, pertama bersihkan ikan yang telah dilumuri dengan asam dan garam, kemudian aduk bersama bumbu yang telah dihaluskan. Lalu masukkan daun pisang ke dalam bambu. Ikan yang sudah di balut bumbu tadi masak dengan api sedang.

  1. Khokhoh Baung 

Subulussalam juga mengenal beragam jenis masakan berkuah. Salah satu jenis makanan berkuah yang menjadi warisan turun temurun adalah Khokhoh Baung, yakni sejenis gulai dengan cita rasa yang khas dan lezat.

Salah satu ragam Khokhoh yang populer adalah Khokhoh Baung, yang menggunakan ikan baung sebagai bahan utama. Selintas makanan ini seperti mirip dengan gulai asam pedas. Ikan baung yang digunakan ini mudah ditemui di Sungai Lae Kombih.

Untuk bumbunya menggunakan cabe merah, bawang merah, bawang putih, ketumbar, merica, kemiri, dan kunyit.Untuk menambah cita rasa, boleh juga ditambahkan jahe, lengkuas, daun kunyit,daun salam, dan jeruk nipis.

Cara pengolahannya, bumbu utama dihaluskan dan ditumis dalam kuali di atas api sedang. Setelah berwarna kecoklatan, tuangkan santan bersama dengan bumbu tambahan. Lalu masukkan ikan yang sudah dibersihkan, lalu tutup kuali agar panasnya merata. Setelah matang, angkat dan tiriskan. Khokhoh baung siap untuk disajikan.

Related posts