Hutan Aceh Kritis, Gubernur: Stop Tebang Pohon

Gubernur Ajak Semua Pihak Jaga Kelestarian Hutan

BANDA ACEH – Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengungkapkan, kondisi hutan Aceh sekarang semakin kritis, akibat maraknya pembukaan lahan secara besar-besaran oleh masyarakat.

Hal itu diungkapkan Zaini Abdullah pada Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional tahun 2015, di kawasan Pelabuhan Perikanan Lampulo, Banda Aceh, Kamis (19/11).

Saat melakukan kunjungan kerja baru-baru ini, kata Gubernur, dirinya melihat kondisi hutan di kawasan Seulawah sudah sangat menyedihkan. Bagaimana tidak, kawasan yang dulunya hutan lebat sekarang menjadi kawasan gundul.

“Kalau dulu melintasi jalan Seulawah menuju Pidie, kita tidak bisa melihat laut, tapi sekarang sudah bisa melihat tanpa harus berhenti di tepi jalan, karena ratusan pohon pinus dikawasan tersebut sudah ditebangi,”kata Zaini.

Bedasarkan pengakuan mereka, pohon pinus itu ditebang untuk membuka lahan untuk berkebun, mereka berdalih ingin membuka kebun, tapi yang lebih parah lagi mereka mengambil cara lebih cepat dengan membakar hutan.

“Kalau hal itu terus kita dibiarkan maka hutan Aceh kedepan akan semakin kritis, untuk itu, mari bersama-sama menjaga hutan Aceh agar tetap lestari dan sejuk,”ajak Gubernur.

Zaini juga menambahkan, meskipun pemerintah mencanangkan penanaman satu miliar pohon, kalau semua pihak tidak ikut menjaga dan melestarikannya, kondisi hutan Aceh tetap kritis.” Kita menanam pohon 1 miliar pohon, tapi disana mungkin 10 ribu pohon ditebang setiap harinya,” katanya.

Oleh karena itu, kata Zaini, untuk menjaga hutan Aceh tetap lestari, kita harus terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar tidak lagi menebang pohon dan membakar hutan untuk dijadikan kebun.

Kita meminta semua pihak untuk ikut menjaga kelestarian hutan Aceh, karena menjaga hutan tidak hanya pemerintah Aceh dan penegak hokum saja, tapi masyarakat juga harus ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian hutan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Aceh Husaini Samaun menjelaskan, sebenarnya kondisi hutan Aceh masih sangat baik dibandingkan dengan hutan di provinsi lain di Indonesia.

“Karena pak gubernur tidak ingin hutan Aceh rusak sedikit pun, kalau perlu ditanam pohon lain untuk melestarikan hutan, dan itu bentuk perhatian pemerintah Aceh terhadap kelestarian hutan,”ujar Husaini yang juga ketua panitia kegiatan tersebut.

Ia menyatakan, jika pemimpin kita sangat peduli dengan kelestarian hutan, sehingga kita sebagai bawahannya akan terus melakukan berbagai upaya untuk tetap menjaga kelestarian hutan. Tapi jika pemimpin tidak peduli maka kita akan susah untuk melestarikannya.

Lebih lanjut, Husaini menyebutkan, penanaman pohon di Aceh hingga November sudah mencapai 5 juta lebih, padahal puncak hujannya baru bulan ini, kita perkirakan bulan November ini penanaman pohon jauh lebih banyak lagi. “Kita perkirakan hingga Desember sampai 10 juta pohon ditanam,”ungkapnya.

“Dari jumlah tanaman saja sudah jauh melebihi target, artinya ini bentuk kepedulian rakyat Aceh sudah banyak, karena yang menanam tidak hanya pemerintah, tapi pihk swasta juga ikut menanam, serta masyarakat sendiri ikut menanam,”terangnya.

Menurutnya, masyarakat Aceh sudah banyak mulai sadar pentingnya menaga hutan Aceh agar tetap lestari, meskipun ada sebagian juga yang masih melanggar.[T. Irawan]

Related posts