BKPM: Rencana Investasi Naik 45% Sepanjang 2015

kepala BPKM, Franky Sibarani (foto:borneonews.co.id)
kepala BPKM, Franky Sibarani (foto:borneonews.co.id)

Jakarta (Kanal Aceh) – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat adanya kenaikan rencana investasi yang diterima sepanjang tahun 2015. Data BKPM menunjukkan pengajuan izin prinsip periode Januari-28 Desember 2015 mencapai Rp 1.886,04 triliun, naik 45,29 persen dibanding pengajuan izin prinsip tahun 2014 sebesar Rp 1.298,1 triliun.

Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan rencana investasi baik dari PMA maupun PMDN juga mengalami kenaikan. BKPM mencatat rencana investasi PMA periode 1 Januari-28 Desember 2015 sebesar Rp 1.136,36 triliun atau naik 18,06 persen dibandingkan rencana investasi PMA tahun 2014 sebesar Rp 962,5 triliun.

Sedangkan, rencana investasi PMDN periode 1 Januari-28 Desember 2015 sebesar Rp 749,68 triliun atau naik hingga 123,32 persen dibandingkan rencana investasi PMDN tahun 2014 sebesar Rp 335,7 triliun.

“Kenaikan rencana investasi PMDN yang cukup tinggi, bahkan melebihi prosentase kenaikan PMA patut disyukuri karena mengindikasikan adanya keseimbangan antara komposisi PMA dan PMDN. Di sisi lain, BKPM juga menyadari persaingan untuk menarik investasi asing semakin ketat, sehingga perlu lebih mengintensifkan kegiatan pemasaran investasi,”jelas Franky di Jakarta, Senin (28/12).


Baca juga:

Investasi di Aceh minim sebabkan pengangguran

Pemerintah Aceh dan CEO Penang Port Bahas Peluang Investasi


Franky menambahkan kenaikan rencana investasi yang masuk ke BKPM ini menunjukkan reformasi kebijakan investasi yang sudah dikeluarkan pemerintah, cukup diterima dengan baik oleh investor.

Seperti diketahui, pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempermudah investasi. Di bidang layanan perizinan investasi, setelah melakukan layanan perizinan online dan peluncuran PTSP Pusat, juga diluncurkan layanan izin investasi 3 jam dengan 8 produk perizinan plus surat keterangan booking lahan.
“Pemerintah juga sudah mengeluarkan berbagai paket kebijakan yang diharapkan mendorong investasi. Kita berharap, tren kenaikan rencana investasi ini dapat berlanjut di tahun 2016 mendatang,” jelas Franky.

Lebih jauh, Franky menjelaskan rencana investasi dihitung berdasarkan jumlah pengajuan izin prinsip yang masuk ke BKPM. Selain rencana investasi, BKPM juga melakukan penghitungan realisasi investasi yang menunjukkan nilai riil realisasi dari rencana investasi yang sudah diajukan. Saat ini, BKPM sedang melakukan penghitungan realisasi investasi triwulan IV tahun 2015.

Menurut rencana, realisasi investasi tersebut akan diumumkan pada minggu ke-3 Januari 2016 mendatang. Data BKPM tentang realisasi investasi periode Januari-September 2015 menunjukkan, realisasi investasi sektor manufaktur mencapai Rp 172 triliun atau setara dengan 43 persen.

Realisasi sektor tersebut lebih besar dibandingkan dengan dua sektor lainnya yakni sektor primer yang terkait dengan kegiatan ekstraktif atau bahan mentah sebesar Rp 72 triliun atau 18 persen dan sektor tersier yang mencakup bidang usaha jasa, konstruksi dan infrastruktur sebesar Rp 155,9 triliun atau 39 persen. (Liputan6)

Related posts