Konvensi parpol dinilai bentuk kegamangan cari calon yang kuat

Ilustrasi. (Merdeka)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Wacana membuat konvensi yang diusulkan empat parpol, yaitu Partai Nasdem, PAN, Hanura, dan Demokrat dinilai sebagai bentuk kegamangan dari partai mencari figur calon yang kuat secara kekuatan politik dengan dukungan dari partai politik dan mencari personal figur kandidat yang tinggi secara elektabilitas dan popularitas.

Hal tersebut disampaikan peneliti Jaringan Survei Inisiatif, Aryos Nivada. Menurut Aryos, dalam logika politik konvensi yang dibuat upaya menyampaikan pesan kepada Pemerintah Pusat, bahwa partai politik di Provinsi Aceh solid mendukung kandidat yang nantinya diusung dari keempat partai tersebut.

“Sehingga menjadi konsensus untuk meminta dukungan nantinya dari penguasa yang berkuasa di pusat, apalagi ketiga partai bagian dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH),” kata Aryos dalam siaran pers yang diterima Kanalaceh.com, Sabtu (9/4).

Aryos menambahkan, gabungan empat partai sebagai instrumen untuk membangkitkan kekuatan politik dari partai nasional dalam konteks di Pilkada 2017 bertujuan untuk mengimbangi dominasi dari partai lokal, yakni Partai Aceh.

“Atau sebaliknya, dengan mengajukan wagub hasil konvensi untuk berpasangan dengan Muzakir Manaf yag diusung dari PA. Ini juga dapat diarahkan untuk membuka peluang lebih besar bagi kandidat yang diusung melawan kandidat yang kuat secara elektabilitasnya.”

Ia menegaskan posisi hasil konvensi juga bisa jadi alat tawar bagi kandidat gubernur terkuat jika pegangannya dari data hasil survei atas keinginan masyarakat Aceh secara luas.

Ia menjelaskan tidak menutup kemungkinan jika wacana konvensi parpol akan cair tidak solid, karena, kata Aryos, setelah ditelusuri ternyata tidak ada instruksi dari DPP Hanura kepada DPD/DPW untuk mendukung dan membuat konvensi.

“Menurut saya, baiknya parpol meminta arahan dan petunjuk dari DPP agar tidak salah langkah, jangan terkesan tidak santun dalam berpolitik,” ujar Aryos.

Aryos menyebutkan tidak ada jaminan yang bisa dipegang jika hasilnya bisa dijalankan, jika konstelasi politik begitu kuat yang berkehendak berbeda.

“Kasus Demokrat hasil konvensi mengusung Dahlan Iskan, tapi faktanya tidak jadi diusung.” [Sammy/rel]

Related posts