Jakarta (KANALACEH.COM) – Pemerintah melalui Kementerian Sosial hingga hari kelima pascagempa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, telah menyalurkan bantuan hingga mencapai Rp 6,5 miliar.
“Masih terjadinya gempa susulan membuat mereka merasa tidak aman di dalam rumah sehingga mereka memilih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Ini berdampak pada kebutuhan logistik yang cukup tinggi. Untuk itu Kemensos terus berupaya untuk mendistribusikan bantuan ke titik-titik pengungsian,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Senin (12/12).
Bantuan tersebut disalurkan dalam bentuk matras, tenda keluarga, tenda gulung, tenda psikososial, selimut, lauk pauk, permainan anak, perlengkapan belajar anak. Juga perlengkapan khusus ibu hamil dan bayi, perlengkapan keluarga, foodware, sandang, dan kidsware.
Kemensos juga telah menyalurkan santunan kepada ahli waris 96 korban meninggal sebesar Rp 1,4 miliar dan santunan untuk korban luka berat sebanyak 165 orang sebesar Rp 825.000.000. Bantuan lain yang telah disalurkan bersamaan dengan kehadiran Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada 9 hingga 11 Desember 2016 ke Aceh adalah tas sekolah, seragam SD, seragam SMP, mukena, sarung, baju koko, handuk, pakaian dalam, daster, jilbab, serta sembako, dan kurma.
Mensos juga menyempatkan diri untuk makan siang dan makan kurma bersama sama para pengungsi dan tagana. Sejak gempa berkekuatan 6,5 pada Skala Richter mengguncang Aceh pada Rabu (7/12), Kemensos telah mendistribusikan bantuan untuk para korban.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat mengatakan Posko Pengungsian dikonsentrasikan pada sembilan titik dengan jumlah pengungsi yang banyak. Untuk titik pengungsian dengan jumlah di bawah 300-an, dibantu logistik dan makanan.
“Kurang lebih di masing-masing titik lokasi terdapat 1.300 pengungsi antara lain di Dayah Pangwa (Posko Utama), Meuraksa Barat, Meunasah Juroeng, Meunasah Balek, Parunghalang Keude,” kata Harry.
Dia mengatakan pada setiap Posko Taruna Siaga Bencana (Tagana) memberikan pelayanan dapur umum masing-masing menyediakan 1.500 porsi per sekali makan atau 4.500 untuk tiga kali makan. Selain itu, layanan pendampingan lansia, ibu hamil, anak dan disabilitas terus dilakukan oleh Tim Layanan Dukungan Psikososial. “Logistik umumnya mencukupi karena banyaknya sumbangan dari masyarakat,” kata Harry. [Republika]
