Teuku Riefky: Hari Buku Sedunia akan disahkannya RUU Sistem Perbukuan

Teuku Riefky: Hari Buku Sedunia akan disahkannya RUU Sistem Perbukuan
Anggota Komisi X DPR, Teuku Riefky Harsya. (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Ketua Komisi X DPR RI, H Teuku Riefky Harsya mengatakan Hari Buku Sedunia yang jatuh pada 23 April 2017, bertepatan dengan akan disahkannya RUU tentang Sistem Perbukuan oleh DPR RI sebelum akhir Masa Sidang IV Tahun Sidang 2016-2017.

Dia menyebutkan, berdasarkan kajian permasalahan perbukuan dalam rentang masa dua dekade terakhir tercatat antara lain, dari data Unesco menunjukkan minat baca bangsa Indonesia berada pada angka 0,001 yaitu hanya ada 1 orang yang membaca per 1.000 penduduk.

“Data World’s Most Literate Nations tahun 2016, menunjukkan bahwa daya literasi Indonesia menempati posisi 60 dari 61 negara, yaitu satu tingkat di atas Bostwana dan kalah beberapa tingkat dari negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia,” sebut Teuku Riefky dalam siaran persnya kepada Kanalaceh.com, Senin (24/4)..

Menurut anggota DPR dari Dapil Aceh ini potret minat baca yang rendah pada sebagian masyarakat Indonesia, masih menjadi isu pembangunan kapasitas SDM Indonesia dalam rangka menyiapkan masyarakat berbasis pengetahuan.

Oleh karena itu, sambungnya, DPR RI selaku lembaga legislatif memandang perlu bahwa perbukuan harus diperkuat dan diatur dalam sebuah undang-undang yang memiliki konsep dan arah kebijakan mewujudkan buku yang terjamin dari segi mutu, dari segi keterjangkauan harga (murah), dan dari segi akses yang .erata.

“RUU tentang Sistem Perbukuan merupakan landasan hukum (legal standing) kebijakan perbukuan yang mendorong diperlukan politik anggaran perbukuan yang difokuskan pada penyediaan buku yang bermutu, murah, dan merata,” ujarnya dalam siaran pers kepada Kanalaceh.com, Senin (24/3).

Dikatakan Riefky, peningkatan minat baca tidak bisa dicapai hanya dari sisi pemerintah yang membuat kebijakan, namun merupakan kerja sama seluruh elemen masyarakat agar dapat memajukan ekosistem perbukuan yang sehat.

“Ekosistem perbukuan merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya Sistem Perbukuan yang sehat untuk menghasilkan buku bermutu, murah, dan merata yang ditandai dengan interaksi positif antar pemangku kepentingan perbukuan dalam membangun dan meningkatkan budaya literasi,” kata kader Partai Demokrat ini. [Aidil/rel]

Related posts