Setan Botak Peureulak Sudah Lama ‘gentayangan’ di Perairan Aceh

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kelompok perompak laut yang bernama Setan Botak Peureulak ternyata sudah lama beroperasi di perairan Aceh. Selain diduga menjadi pemasok narkoba, mereka juga kerap mencuri ikan hasil tangkapan nelayan.

Tak tanggung-tanggung mereka juga kerap melakukan pemerasan pada nelayan, bahkan melukai dan membunuh. Seperti peristiwa terbunuhnya salah seorang anggota polisi yang mengintai gerak gerik mereka.

Baca: Pelaku pembunuh Polisi di Aceh Utara ditangkap, satu tewas

Mereka juga disebut sebagai kelompok yang berbahaya karena kelompok ini juga menggunakan senjata api ilegal. Wakil Kepala Polisi Daerah Aceh, Brigadir Jenderal Polisi Supriyanto Tarah tak menampik bahwa perompak yang mengatasnamakan Setan Botak Peureulak sudah lama diincar oleh aparat.

Namun, kepolisian baru bisa mengungkap setelah gugurnya seorang anggota polisi. “Mereka sudah lama beroperasi, korban kebanyakan nelayan. Tapi awalnya mereka yang jadi korban tak berani untuk melaporkan kejahatan perompak ini,” kata Brigjend Supriyanto saat ditemui wartawan di Mapolda Aceh, Senin (27/8).

Supriyanto menduga masih ada anggota perompak ini yang belum tertangkap. Keberadaan mereka juga sering berpindah-pindah, karena wilayah selat Malaka merupakan sasaran perompak kriminal bersenjata dari Aceh ini.

Dari hasil barang bukti yang didapat kepolisian, berupa dua granat tangan jenis nanas dan manggis, sepucuk senjata api AK56, 19 butir peluru, lima pisau, pistol revolver milik Brigadir Faisal yang berhasil direbut, dan paspor milik ZK.

Diketahui pimpinan dalam kelompok tersebut berinisial ZK (33) yang merupakan warga Aceh Timur dan Ia tewas ditembak lataran berusaha melawan petugas.

“Dari barang bukti paspor yang kita amankan milik ZK ia diduga sebagai salah seorang pimpinan. Ia meninggal dunia setelah ditembak lantaran ingin melemparkan granat ke arah petugas,” ujarnya.

Wakapolda Aceh juga menepis bahwa kelompok ini aktif memasok Narkoba antar Negara, namun pihaknya masih menyelidiki. Pihaknya belum menemukan bukti bahwa kelompok ini juga sebagai pemasok aktif narkoba.

“Sampai saat ini belum mengarah ke sana, tetapi memang jalur tersebut kerap digunakan untuk penyeludupan senjata dan narkotika,” pungkasnya.

Soal peredaran senjata ilegal yang dimiliki perompak ini, Supriyanto mengakui bahwa kawasan pesisir pantai di Aceh menjadi pintu masuk peredaran Senpi ilegal. Ia mengakui bahwa kepolisian sudah mendeteksi gerakan masuknya barang ilegal.

Kemudian, dugaan lain, senjata yang dimiliki oleh perompak ini bekas dari konflik. “Kami berharap untuk mengantisipasi kejadian seperti ini adalah dengan keikutsertaan masyarakat minimal memberikan informasi kepada petugas,” tambahnya. [Randi]

Related posts