Tiga Fenomena Ini Sebabkan Banyak Kasus Gizi Buruk di Aceh

Ilustrasi. (kumparan.com)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Jumlah kasus gizi buruk di Aceh cukup tinggi. Dinas Kesehatan Aceh mencatat ada sekitar 3.125 anak di bawah lima tahun yang mengalami gizi buruk di seluruh Aceh. Jumlah itu sesuai data yang dimiliki oleh Dinkes Aceh pada 26 Februari 2019.

Menurut Dinas Kesehatan Aceh, ada tiga fenomena yang menyebabkan banyaknya anak yang mengalami gizi buruk di Aceh. Pertama, berhubungan dengan pola asuh. Anak pada saat lahir hingga usia enam bulan harus diberikan air susu ibu (Asi) eksklusif. Akan tetapi, masih terdapat kebiasaan masyarakat untuk memberikan makanan terlalu dini sehingga porsi untuk pemberian asi nya sendiri tidak mencukupi.

“Pola asuh ini sangat berkaitan dengan edukasi (pengetahuan orang tua). Sehingga hal inilah kita dorong terhadap keluarga dan semua masyarakat bahwa pemberian asi eksklusif tanpa makanan pendamping lainnya ini menjadi isu yang strategis,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Aceh, dr Evi Safrida, Selasa (12/3).

Baca: Dinkes Aceh Identifikasi ada 3.125 Kasus Anak yang Mengalami Gizi Buruk

Fenomena kedua ialah kesehatan lingkungan di sekitar tempat tinggal. Gizi buruk bisa juga disebabkan oleh sampah, sanitasi air, jamban keluarga yang barangkali tidak menggunakan jamban sehat. Selanjutnya, ketiga adalah pola pemberian makanan.

“Tiga fenomena inilah yang mempengaruhi tingginya angka kasus gizi buruk. Dan ini yang sedang gencar berupaya melakukan pendekatan melalui edukasi,” ujar Evi.

Dari jumlah angka tersebut, kata dia, terdapat tiga daerah yang paling dominan dan menjadi fokus utama Dinkes Aceh. Yaitu Aceh Utara, Aceh Timur, Pidie, dan Aceh Tengah. Untuk angka menyebar di seluruh Aceh, tetapi kasus yang paling banyak terdapat di empat kabupaten tersebut.

“Namun data atau jumlah yang kita terima ini belum semuanya terverifikasi secara intes di beberapa kabupaten. Ini baru hanya data sementara. Untuk Aceh tengah sudah dilakukan verifikasi. Tapi saya belum bisa mengatakan ini sudah masuk dalam kondisi kritis.” Sebut Evi.

Faktor Kemiskinan

Salah satu faktor yang mempengaruhi masalah gizi buruk adalah faktor kemiskinan. Di mana berkaitan dengan daya beli masyarakat terhadap pangan yang ada. Di sisi lain, daya beli ada, Namun pangan tidak tersedia. Sehingga ketersediaan daya pangan juga hal yang memberikan kontribusi terhadap tingginya angka kejadian masalah gizi buruk ini.

“Masalah kemiskinan juga merupakan hambatan ataupun faktor yang berkontribusi. Dinas Kesehatan sendiri berdasarkan kesepakatan Kementerian Kesehatan, kita menyediakan buffer stok untuk pemberian makanan tambahan. Baik melalui ibu hamil, maupun untuk balita. Anak di atas 24 bulan baru diberikan makanan pendamping asi dan stok itu ada,” kata Evi.

Pihaknya tetap melakukan sosialisasi dan edukasi. Bahkan kata dia, di beberapa Puskesmas di Aceh memiliki ambulance yang memiliki jadwal dalam sepekan akan turun ke desa. Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat yang mungkin belum memiliki akses kesehatan dengan baik. [Randi]

Related posts