Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh Zainal Arifin, mengingatkan Bank Konvensional yang memiliki cabang di Aceh, pada Tahun 2020 harus sudah beralih ke Syariah. Hal itu sesuai qanun nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
Waktu yang diberikan ke semua lembaga keuangan baik perbankan wajib memberlakukan sistem Syariah, dalam pengelolaan keuangan. Jika tidak, bank konvensional diminta untuk tidak buka cabang di Aceh.
“Kalau dari deadline kan harus syariah semua, tinggal kita lihat mau gak dia mensyariahkan semua, ya dialihkan semua, kalau gak ya tutup atau pindah ke luar (Aceh),” kata Zainal Arifin usai membuka edukasi ekonomi dan keuangan syariah di Sabang, Rabu (4/9).
Baca: Bank Syariah sangat penting di Aceh
Dari pertemuan pihaknya dengan perbankan baik yang ada di pusat maupun di Aceh, semua bersiap untuk mengkonversi. Perbankan, kata dia, belum ada yang menyatakan komplain terhadap qanun lembaga keuangan Syariah di Aceh, semua mendukung.
Baca: Dianggap riba, Aceh bakal setop operasional Bank Konvensional
Ia mencontohkan yang saat ini sudah memulai proses konversi ke Syariah atau membuka cabang baru, seperti Bank yang berada di bawah naungan BUMN.
“Bank itu mengkonversi semua cabangnya di Aceh menjadi syariah bahkan bank yang bukan BUMN sudah ada yang buka cabang syariah seperti BCA,” sebutnya.
Baca: Aceh akan tutup Bank Konvensional, Ini kata OJK
Sementara waktu yang disediakan qanun itu tiga tahun, dan akan memasuki deadline pada tahun 2020. Menurutnya, tanggapan masyarakat sejauh ini, menyambut baik adanya qanun LKS, begitupun dengan Bank yang sudah mulai membuka cabang Syariahnya di Banda Aceh.
Pihaknya tetap akan meningkatkan intermediasi Perbankan, jika konversi tetap mengacu pada qanun. Namun, Bank Indonesia juga mendorong diadakannya sosialisasi pada Bank Konvensional.
“Ini kita lakukan untuk mengantisipasi deadline dari waktu yang diberikan. BI juga memberikan tataran prospek di Aceh, potensi sumber ekonomi baru hingga kajian yang mampu menggali sektor ekonomi baru itu,” ujarnya. [Fatma/Randi]