Penggerak PKK Akan Kembangkan Kerajinan Motif Bordir Khas Subulussalam

(Kanal Aceh/Satria Tumangger)

Subulussalam (KANALACEH.COM) – Wali Kota Subulussalam Affan Alfian Bintang mengukuhkan Mariani Harahap menjadi Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Kota Subulussalam, untuk masa periode 2019-2024 di Lapangan Beringin, Selasa (5/11).

Kegiatan yang bertema “Peran Tim penggerak PKK, Dekranasda dan Bunda Paud sebagai mitra pemerintah dalam mensukseskan pembangunan dan menurunkan angka kemiskinan di kota Subulussalam”. Kegiatan itu dihadiri oleh Wakil Wali kota Salmaza, Dandim 0118 Letkol Inf. Winarko, unsur Forkopimda, pejabat BUMN/BUMD, para camat, kepala SKPK, kepala desa dan masyarakat kota Subulussalam.

Ketua Panitia kegiatan Ramadhiany Salmaza yang juga merupakan Wakil Ketua TP PKK Subulussalam menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada semua pihak, yang telah bekerja dan berpartisipasi dalam mensukseskan acara itu.

Dalam kegiatan itu, pengurus tim penggerak PKK, kelompok kerja (Pokja) Bunda Paud dan pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Subulussalam masa bakti 2019-2024. juga dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua TP PKK Mariani Harahap.

Mariani Harahap mengatakan, ia bersama wakilnya Ramadhiany bertekad membangkitkan kembali berbagai isu-isu perempuan baik dalam pembangunan keluarga, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial budaya, sesuai visi dan misi wali kota dan wakil wali kota menuju masyarakat sejahtera dan islami.

“Saat ini kita dihadapkan dengan isu stanting, pornografi dan narkoba. kedepan kita akan melakukan berbagai upaya pencegahan dengan cara sosialisasi, menerapkan sekolah ramah anak, menjalankan 10 program pokok PKK, menghidupkan PIK serta menggalakkan hidup sehat dengan berolahraga,” kata Mariani.

Dia juga menyampaikan tekadnya, akan membuat dan memasyarakatkan motif bordir khas kota Subulussalam, serta akan mempublikasikan destinasi wisata kuliner, wisata alam dan wisata religi yang ada di Kota Subulussalam.

Sementara itu, Wali kota Subulussalam mengatakan, bahwa pemerintah menyambut baik apa yang sudah direncanakan oleh Bunda Paud, Dekranasda dan tim Penggerak PKK.

“Bukan saja isu stunting, narkoba dan pornografi, namun yang lebih penting yakni pendidikan moral, Akhlakul Karimah dan Budi pekerti bagi generasi bangsa ini,” kata Bintang.

Bintang juga mengimbau kepada semua pihak baik pemerintah maupun perusahaan yang ada di kota Subulussalam, agar dapat mengambil bagian dalam memajukan sektor kerajinan daerah, usaha masyarakat, sektor pariwisata dan sektor budaya. terutama Budaya Singkil. [Satria Tumangger]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Dalam setahun terakhir, pengangguran di Aceh berkurang. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Selasa (5/11), jumlah pengangguran berkurang 3.000 orang sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang turun menjadi 6,20 persen pada Agustus 2019. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih tertinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 10,76 persen. Penduduk yang bekerja sebanyak 2.220 orang, bertambah 16 ribu orang dibandingkan Agustus 2018. “Dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 3 ribu orang, sejalan dengan TPT yang turun menjadi 6,20 persen pada Agustus 2019,” kata kepala BPS Aceh, Wahyudin, Selasa (5/11). Sebanyak 1,263 ribu orang (56,90 persen) bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir (Agustus 2018-Agustus 2019), pekerja informal turun sebesar 2,33 persen poin. Persentase tertinggi pada Agustus 2019 adalah pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu) sebesar 58,89 persen. Sedangkan penduduk yang bekerja dengan jam kerja 1-7 jam memiliki persentase yang paling kecil, yaitu sebesar 2,94 persen. Sementara itu, pekerja tidak penuh terbagi menjadi dua, yaitu pekerja paruh waktu (28,65 persen) dan pekerja setengah penganggur (12,45 persen). Dari seluruh penduduk bekerja pada Agustus 2019, status pekerjaan utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan/pegawai (39,05 persen). Diikuti status berusaha sendiri (21,58 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar (14,78 persen), dan pekerja keluarga (11,84 persen). Sementara penduduk yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh, tetap memiliki persentase yang paling kecil, yaitu sebesar 4,06 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), kata Wahyuddin adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. Selengkapnya klik link di www.kanalaceh.com – #aceh #bandaaceh #bireuen #pidie #pidiejaya #acehbesar #lhokseumawe #acehutara #acehtimur #langsa #pengangguran #kerja #tenagakerja #pasarkerja #buruh #TPT

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts