Pj Bupati Pidie Soal Rencana Buat Replika Rumoh Geudong: Itu Konyol

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto menyebut tidak perlu untuk membangun kembali replika atau museum Rumoh Geudong karena bisa menimbulkan dendam pada genarasi ke depan.

Hal itu berbanding terbalik dengan keinginan Komite Peralihan Aceh (KPA) dan DPR Aceh yang meminta agar dibangun situs atau museum dilokasi Rumoh Geudong pasca dihancurkan.

“Ada yang meminta dibuat replika untuk museum, itu konyol sekali. Itu mengajari dendam generasi ke depannya, kebencian akan muncul ulang,” Pj Bupati Pidie, Wahyudi, Jumat (23/6).

Baca: Bangunan Tempat Pelanggaran HAM Berat di Pidie Dirobohkan

Wahyudi Adisiswanto juga menyebut perobohan bangunan Rumoh Geudong yang jadi tempat penyiksaan dan pembunuhan warga saat konflik dulu merupakan inisiatif dari Pemkab Pidie, Aceh.

Menurutnya hal itu dilakukan untuk menghilangkan dendam agar generasi muda berikutnya di wilayah itu tidak larut dalam kesedihan atas peristiwa masa lalu. Ia juga mengerti bakal ada pro dan kontra saat perobohan itu.

Baca: Pj Bupati Pidie Sebut Perobohan Rumoh Geudong Untuk Hilangkan Dendam

“Pro kontra itu pasti terjadi, jadi kalau kita bicara HAM jangan sampai menyisakan generasi pelanggar HAM, jadi perobohan ini dalam rangka menghilangkan dendam,” kata Wahyudi yang juga menjabat sebagai Direktur Perencanaan Pengendalian Kegiatan Operasi BIN.

Baca: Rumoh Geudong Dihancurkan, Komisi I DPRA Duga Ada Upaya Penghilangan Sejarah

Rumoh Geudong merupakan bekas Pos Satuan Taktis dan Strategis (Pos Sattis) di Sektor A, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie yang sejak pemberlakuan Daerah Operasi Militer (DOM) kurun waktu 1989-1998 banyak kasus pelanggaran HAM Berat berupa penyiksaan hingga pembunuhan.

Penghancuran bangunan di sekeliling Rumoh Geudong itu dialih fungsi untuk dibangun menjadi masjid. []

Related posts