Pemerintahan Kim Jong-Un ‘sandera’ warga Malaysia

Abaikan ancaman AS, Korut uji nuklir jika diperintah Kim Jong-un
Pemimpin Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea, Kim Jong Un.

Pyongyang (KANALACEH.COM) – Ketegangan diplomatik antara Korea Utara (Korut) dengan Malaysia terkait kasus pembunuhan Kim Jong-Nam, berbuntut panjang.

Setelah pengusiran Duta Besar, rezim Kim Jong-Un itu melarang seluruh warga negara Malaysia yang ada di dalam wilayahnya, untuk pergi ke luar negeri.

Larangan ini berpotensi memicu situasi ‘penyanderaan’ terhadap warga negara Malaysia yang ada di dalam wilayah Korut.

Hubungan diplomatik Korut-Malaysia memburuk selama penyelidikan kasus pembunuhan kakak tiri pemimpin Korut, Kim Jong-Un.

“Seluruh warga negara Malaysia di DPRK (nama resmi Korut) akan dilarang meninggalkan negara ini, untuk sementara, hingga insiden yang terjadi di Malaysia diselesaikan dengan baik,” tegas pernyataan Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataannya, seperti dikutip kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA) dan dilansir AFP, Selasa (7/3).

Sebelum kasus pembunuhan Jong-Nam terjadi pada 13 Februari lalu, hubungan Korut dan Malaysia sangat akrab. Kedua negara menjalin hubungan diplomatik yang kuat selama bertahun-tahun. Kuatnya hubungan itu ditandai dengan kebijakan bebas visa, yang sejak pekan lalu telah dicabut.

Rezim Korut dianggap bertanggung jawab atas kematian Jong-Nam di Malaysia. Bahkan Korea Selatan (Korsel) terang-terangan menuding agen intelijen Korut yang mendalangi pembunuhan itu. Otoritas Malaysia pun mengidentifikasi sedikitnya 8 warga Korut terlibat dalam kasus pembunuhan ini.

Dari delapan warga Korut itu, satu orang telah ditangkap dan ditahan selama dua minggu sebelum akhirnya dibebaskan karena tidak cukup bukti. Warga Korut bernama Ri Jong-Chol itu telah dideportasi sejak akhir pekan lalu.

Sedangkan tujuh warga Korut lainnya masih diburu polisi Malaysia, dengan empat orang di antaranya diyakini telah kembali ke Pyongyang setelah kabur pada hari yang sama saat Jong-Nam dibunuh.

Ketegangan hubungan Korut-Malaysia muncul setelah Malaysia menolak permintaan Korut untuk tidak mengautopsi jenazah Jong-Nam. Korut enggan mengakui warganya yang tewas di Malaysia sebagai Jong-Nam.

Mereka menyebutnya sebagai Kim Chol yang memegang paspor diplomatik dan bersikeras bahwa dia tewas akibat serangan jantung sehingga tidak perlu diautopsi.

Korut menuding Malaysia bersekongkol dengan Korsel dalam penyelidikan kasus ini dan menyatakan tidak mempercayai hasil penyelidikan Malaysia dalam kasus Jong-Nam ini. Memburuknya hubungan kedua negara akhirnya berujung pengusiran masing-masing Duta Besar.

Dalam pernyataannya via KCNA, Kementerian Luar Negeri Korut mengharapkan agar pemerintah Malaysia menyelesaikan kasus Jong-Nam ini ‘dengan segera dan secara adil, didasarkan niat baik’.

Diplomat dan warga negara Malaysia di Korut, sebut KCNA, akan diizinkan untuk melakukan aktivitas bisnis dan menjalani aktivitas secara normal, sementara larangan bepergian diberlakukan. [Detik]

Related posts