Perawat tak temani pasien, Keluarga korban pelecehan seksual kecewa dengan RSUZA

Orang tua korban menunjukkan surat aduan ke polisi. (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Oknum cleaning service di Rumah Sakit Zainal Abidin (RSUZA) melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Pelecehan itu terjadi saat korban sedang dalam proses penyembuhan akibat penyakit yang dideritanya.

Orang tua korban, RA menceritakan, pelecehan oknum cleaning service berinisial SR (19) kepada Korban FS (17) itu terjadi pada tanggal 5 Oktober lalu. Ia menuturkan, saat pelecehan itu terjadi, FS dalam keadaan baru siuman dan tidak dapat membela diri, akibat masih dibawah pengaruh obat pasca operasi yang baru saja dijalaninya. Dalam masa itu, biasanya pihak keluarga tidak dibenarkan menjaga pasien dalam ruang dan jarak tertentu.

Baca: RSUZA bantah perawat tidak dilokasi saat terjadi pelecehan seksual pada pasien

“Pengaruh obat bius membuat anak saya tidak berdaya. Namun, ia (FS) mengetahui pelaku mulai dari pakaian yang digunakan hingga raut wajah,” ujarnya kepada wartawan di Banda Aceh, Sabtu (14/10).

Tak hanya itu, FS juga menjelaskan kepada Ibunya, usai pelaku meraba tubuh korban, pelaku sempat memperbaiki selang oksigen yang terpasang pada hidung korban. Kemudian menutup tirai ruangan dan kemudian kembali mengulangi aksi bejatnya itu kepada korban.

Setelah peristiwa itu berlangsung, FS mengeluhkan rasa nyeri di bagian dadanya kepada Ibunya, dan FS sempat mengungkap ciri pelaku lewat baju yang dikenakan pelaku.

Rahayu, yang saat itu terkejut mendengar cerita korban, langsung mencari tahu kebenaran itu. Kata dia, ia sempat menanyakan hal itu kepada seluruh petugas jaga di ruangan operasi FS dan kepada Direktur RSUZA.

“Keesokan harinya, saya ditelpon oleh pihak rumah sakit dan membenarkan hal itu dan sudah mengeluarkan pelaku dari RSUZA,” katanya.

Namun, ia tidak terima perlakuan pelaku terhadap anaknya. Ia melaporkan hal itu kepada Polisi pada tanggal 9 Oktober lalu. Disamping itu, ia menyesalkan pelayanan RSUZA yang tidak bisa menjaga pasien.

“Harusnya tidak bisa ada orang masuk selain perawat dan dokter ke dalam ruangan, itu kan ruang steril. Nah, ini kok bisa cleaning service bisa masuk ke dalam,” ujarnya.

Untuk itu, ia tetap membawa perkara tersebut ke ranah hukum untuk mencari keadilan. Meskipun, pihak keluarga pelaku dan rumah sakit sudah minta maaf. [Randi]

Related posts